GUNUNGKIDUL, iNews.id - Penjualan kelelawar bacem di Gunungkidul, Yogyakarta tak terpengaruh isu virus korona. Pedagang mengaku kuliner ekstrem ini semakin dicari orang untuk obat.
Merebaknya isu virus korona yang dibawa oleh kelelawar tak mempengaruhi omset warung milik Sukarwanti yang berada di Kecamatan Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta. Warung Sukarwanti menyediakan kuliner ekstrem kelelawar bacem atau yang disebut dengan codot bacem
Di tempat ini setiap harinya belasan hingga puluhan ekor codot bacem ludes diburu oleh para pembeli. Rata-rata konsumen dari kuliner codot bacem ini merupakan orang yang memiliki riwayat sesak nafas dan asma.
"Masih ramai. Kemarin ada yang beli 15 ekor ada yang 20 ekor. Kalau pun ada yang beli lima ekor itu enggak tentu," ujarnya, Kamis (30/1/2020).
Sukarwanti pun meyakini, codot di Gunungkidul berbeda dengan kelelawar yang membawa virus korona di China.
Dia memastikan cara konsumsi kelelawar di China dan di Indonesia berbeda. Jika di China kelelawar dimakan secara mentah, di Indonesia binatang itu dimasak terlebih dahulu sehingga aman dikonsumsi.
"Kalau di sana (China) dan di sini kan beda. Masaknya saja beda. Kalau di sana mentah kalau di sinikan dimasak," ujarnya.
Sukarwanti mengaku pelanggannya tak hanya dari kalangan warga Gunungkidul, tetapi juga dari luar kota seperti Magelang dan Klaten Dia yakin, kalau jualannya tetap laku meski ada isu virus korona.
"Ya masih banyak ya beli kok, enggak terpengaruh alhamdulillah," katanya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait