SALATIGA, iNews.id - Memasuki hari ke-12 Ramadan, penjualan perlengkapan busana muslim di Kota Salatiga masih lesu. Kondisi dialami sebagian besar pedagang busana muslim, termasuk pedagang Pasar Tiban Ramadan di komplek Pasar Cengek, Tingkir, Salatiga.
Salah seorang pedagang, Bahar (63) warga Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Salatiga mengatakan, sejak awal Ramadan hingga saat ini penjualan busana muslim masih sepi pembeli.
"Kondisinya sudah tidak seperti dulu lagi. Sebelum pandemi Covid-19, pada pekan kedua Ramadan penjualan peci, sarung dan lainnya sudah ramai. Sekarang sepi," kata Bahar, Sabtu (24/4/2021).
Selama berjualan aneka macam keperluan Ramadan sejak 1975 silam di lokasi yang sama, kali ini minat pembeli benar-benar sepi. Dia tidak tahu penyebab pasti dagangannya kurang diminati.
Dirinya tidak menampik pandemi sangat berdampak negatif pada usahanya. Selama pandemi, sebagian besar orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sambil menunggu berbuka puasa. Ini sangat berpengaruh pada usahanya.
"Wabah Covid-19 pengaruhnya besar sekali terhadap dunia usaha. Dulu setiap menjelang berbuka puasa, pasar tiban ramai pengunjung. Sekarang sepi, apalagi petugas kepolisian rutin operasi masker," ujarnya.
Sebelum pandemi ada di Indonesia, sepekan setelah memasuki Ramadan, dirinya dapat meraup untung sekitar Rp3 juta. Namun saat ini benar-benarjauh dari harapan. Meski demikian, dirinya tetap berjualan pecis dan sarung. Sebab hanya ketrampilan berdagang yang dimilikinya.
"Ini sudah jadi bakat saya. Ini juga meneruskan usaha orangtua," ucapnya.
Dirinya berharap hari ke-20 Ramadan nanti, ada keajaiban menghampirinya. Barang yang ditawarkan, dapat terjual sebagaimana dahulu kala yang mencapai tiga kodi atau 60 biji pecis. Jika tidak, minimal setengahnya atau sekitar dua kodi pecis maupun sarung
"Pecis saya jual dengan harga mulai Rp30.000.hingga Rp60.000. Saya berharap ke depan ada perubahan, pecis dan sarung banyak yang laku sehingga bisa beli kebutuhan lebaran," tuturnya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait