JAKARTA, iNews.id – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto berpidato di hadapan 1.188 audiens pada acara Penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan atau Honoris Causa di Auditorium GPH Haryo Mataram Gedung Rektorat Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (20/9/2019). Panglima menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Membangun Sumber Daya Manusia Unggul Dalam Menghadapi Era Perubahan Mewujudkan Indonesia Maju”.
Panglima TNI menyebut, sumber daya manusia (SDM) merupakan aset utama dalam suatu organisasi. Kualitas generasi muda Indonesia masa depan menjadi perhatiannya.
“Mereka (generasi muda) tidak harus menjadi tentara. Tetapi dengan kualitas dan nasionalisme yang tidak diragukan, maka akan menjadi mudah bagi TNI untuk bekerja sama membangun ketahanan nasional melalui pertahanan militer dan non-militer,” ujar Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Menurutnya, dengan SDM Indonesia yang unggul, diharapkan antara militer dan non-militer dapat tercipta kolaborasi dalam rangka membangun pertahanan negara.
“Perlu disadari saat ini kita sedang menghadapi era perubahan yang harus dikelola dengan baik. Ini tentunya agar dapat mewujudkan Indonesia maju di masa depan,” katanya.
Menurut Panglima, saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mampu merekayasa lingkungan sampai dengan tingkat atom di bidang fisika. Genetika di bidang biologi. Hingga menciptakan makhluk anorganik yang memiliki kecerdasan yaitu komputer dan internet.
“Seiring dengan perkembangannya sebagai makhluk sosial, manusia berinteraksi dalam organisasi yang semakin modern. Sampai tingkat negara, bahkan hingga regional dan internasional,” katanya.
Panglima TNI menegaskan, SDM merupakan hal utama dalam organisasi. Kemajuan organisasi ditentukan kemampuan SDM-nya dalam menguasai ilmu pengetahuan, disertai budaya yang konstruktif dan etis. Sehingga menghasilkan keluaran dan manfaat bagi seluruh anggota organisasi.
“Organisasi harus didesain lebih fleksibel untuk dapat mengikuti perubahan. Sumber daya manusia menjadi pengawak organisasi harus terus di-upgrade kemampuan dan kesadarannya agar bisa mengikuti arus serta arah perubahan,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto juga menuturkan agar pendidikan harus mampu mereformasi diri sehingga mampu menyiapkan SDM yang unggul.
“Setidaknya ada beberapa karakteristik SDM yang harus kita siapkan menghadapi masa depan yang sudah di depan pelupuk mata. Yaitu terbuka, multiguna, super spesialis, terpadu dan mentalitas kesadaran akan kultur perubahan,” katanya.
Atas hal ini, TNI juga terus berbenah. TNI mereformasi diri untuk tidak terkenang dengan romantika kejayaan masa lalu, namun terus bergerak dalam putaran roda perubahan.
“Hal ini bisa dilihat dari keterlibatan TNI dalam operasi-operasi militer selain perang. Seperti mengatasi aksi terorisme, penanggulangan bencana alam, penanganan kesehatan dan gizi buruk di daerah terpencil,” tuturnya.
Di sisi lain, Panglima TNI menilai, Indonesia sudah menjadi bagian dari entitas global dan hal ini tak bisa dipungkiri maupun dihindari. Globalisasi merupakan proses integrasi internasional karena pertukaran gagasan, produk, pemikiran dan aspek-aspek kebudayaan lainnya.
“Tujuan nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam UUD 1945 yakni melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” tuturnya.
Panglima menambahkan, satu hal yang penting dalam membangun bangsa, tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Diperlukan kerja sama dan kolaborasi berbagai komponen bangsa untuk mencapai kemajuan dan keunggulan bangsa.
“Seperti lembaga pemerintah, TNI, Polri dan aparat keamanan lainnya, Lembaga-lembaga pendidikan, para pengusaha, Lembaga Swadaya Masyakarat (LSM), serta masyarakat umum seluruhnya bertanggung jawab untuk membangun bangsa,” ujar Panglima TNI.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait