SEMARANG, iNews.id - Polres Semarang memastikan rekaman suara yang menginformasikan adanya korban jiwa akibat rentetan gempa bumi di Salatiga-Semarang adalah hoaks. Polisi tengah melacak pembuatan rekaman berdurasi 25 detik tersebut.
Kapolsek Banyubiru, Iptu Subhan mengatakan, pihaknya sudah melakukan patroli ke lokasi bersama perangkat desa, tokoh masyarakat, pelaku wisata dan hasilnya nihil.
"Info dalam rekaman suara itu dipastikan tidak benar. Lagi pula di Banyubiru tidak ada Desa Muncul, yang ada Dusun Muncul, Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru,” kata Iptu Subhan, Senin (25/10/2021).
Kapolsek menjelaskan, rekaman suara yang belum diketahui siapa pembuatnya sempat membuat wisatawan mengurungkan niatnya datang ke Rowoboni. Hal Ini sangat disayangkan banyak pihak, terutama pelaku usaha di tempat wisata.
"Beredar juga rekaman klarifikasi dan permintaan maaf bahwa info korban jiwa dan material itu tidak benar. Namun kami masih melacak pembuatnya siapa," kata Iptu Subhan.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Alqudusy meminta masyarakat tidak panik serta tidak mudah termakan kabar hoaks terkait rentetan gempa tersebut. Masyarakat juga diimbau tidak mudah menciptakan kegaduhan atau menyebar pesan yang belum diketahui kebenarannya.
"Pemerintah sudah mempunyai SOP terkait penanganan gempa dan bencana alam lainnya. Institusi Polri akan melakukan patroli dan pelaporan terkait rentetan gempa dan dampak yang diakibatkan. Untuk masyarakat diimbau tetap tenang dan waspada," kata Iqbal.
Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono melalui akun Twitternya mengatakan, gempa yang terjadi di Salatiga dan sebagian Kabupaten Semarang merupakan gempa swarm.
Gempa swarm adalah serangkaian aktivitas gempa yang bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian yang sangat sering dan relatif lama di suatu kawasan.
Gempa swarm terjadi tanpa ada gempa utama (mainshock), seperti pada umumnya gempa utama lebih besar kekuatannya dibandingkan gempa susulan. Gempa pada Sabtu (23/10/2021) yang mulai sekitar pukul 24.32 WIB, minimal sudah terjadi 24 kali.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait