Wakil Gubernur Jawa Tengah, Gus Yasin (Foto: Dok Humas Pemprov Jateng)

KENDAL, iNews.id - Klaster penyebaran Covid-19 di pondok pesantren menjadi penyumbang terbesar penambahan kasus baru di Jawa Tengah. Namun, Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin Maimoen meminta kegiatan belajar di ponpes tidak berhenti atau diliburkan akibat pandemi Covid-19.

Pria yang akrab disapa Gus Yasin ini mengatakan kegiatan boleh dilaksanakan, asalkan tertib protokol kesehatan. Semua penghuni ponpes dan masyarakat sekitar tidak boleh abai pada protokol kesehatan supaya kiai dan santri terlindungi dan tidak ada lagi ponpes yang menjadi klaster penularan Covid-19.

"Kegiatan belajar di ponpes jangan berhenti, karena paku bumine dunyo (paku buminya dunia) adalah ulama. Saya atas nama pemerintah punya kewajiban menjaga umat, pemerintah bukan membatasi atau melarang kegiatan belajar di ponpes. Mengaji tetap dilaksanakan tapi harus patuhi protokol kesehatan, apalagi sudah banyak ulama yang tilar (wafat) akibat Corona," katanya dilansir dari website resmi Pemprov Jateng, Rabu (7/10/2020).

Saat berkunjung ke Pesantren Sirojut Tholibin Kersan, Pegandon Kendal, Selasa (6/10/2020), Gus Yasin mencontohkan Ponpes Al-Hikmah Kendal yang tidak meliburkan kegiatan belajar dan salat Jumat berjamaah. Salat Jumat tetap diselenggarakan, bahkan masyarakat di luar ponpes juga ikut salat di masjid yang sama dengan tidak meninggalkan protokol kesehatan.

"Ponpes tetap menyelenggarakan salat Jumat dengan memisah antara santri dengan jamaah masyarakat. Jamaah santri di bagian selatan, sedangkan jamaah masyarakat umum ditempatkan di sisi utara masjid. Sehingga tidak ada interaksi dengan warga di luar ponpes," ucapnya.

Untuk kegiatan mengaji secara tatap muka, lanjut dia, ponpes di Kudus bisa menjadi contoh bagi ponpes-ponpes model Tahfidz Quran lainnya. Kegiatan belajar langsung atau tatap muka tetap dilaksanakan di ponpes dengan mengenakan face shield dan menjaga jarak. Sehingga protokol kesehatan diterapkan dan pengajar tetap bisa mengamati gerak bibir santri saat melantunkan ayat-ayat.

"Ngaji tetep nanging ditata (ngaji tetap berjalan tetapi ditata), pakai masker, jaga jarak, hindari kerumunan, dan jaga kebersihan. Siapapun dapat terpapar virus Corona, tentu kita tidak mau kehilangan kiai karena tertular Covid-19," katanya.

Putra ulama kharismatik almarhum KH Maimoen Zubair itu mengatakan, semua penghuni ponpes, masyarakat dan pemerintah berkewajiban menjaga dan melindungi kiai supaya tidak tertular Covid-19 dengan mematuhi protokol kesehatan. Penyebaran Covid-19 di lingkungan pondok pesantren dapat berkurang atau dicegah dengan memperketat penerapan protokol kesehatan, membentuk Jogo Santri, dan mengajak masyarakat sekitar untuk taat pada anjuran pemerintah.

"Santri yang baru datang dari luar daerah harus menjalani karantina selama 14 hari dan mengkonsumsi vitamin. Jika tidak ada gejala, maka bisa mengikuti kegiatan belajar, kalau mengalami langsung bawa ke rumah sakit," ucapnya.

Tidak kalah penting, adanya koordinasi dengan pemda setempat, terutama menyangkut penyediaan sarana karantina santri dan fasilitas kesehatan. Seperti kasus Covid-19 di Kebumen dan Banyumas, santri yang terpapar corona dikarantina di gedung sekolah, hotel, dan fasilitas umum milik pemda setempat. Sedangkan santri yang sakit atau ada keluhan gejala Covid-19 dirujuk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.

"Kalau tidak punya tempat isolasi, pemerintah daerah siap membantu menyiapkan tempat isolasi santri yang terpapar," kata Gus Yasin.


Editor : Nani Suherni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network