SEMARANG, iNews.id - Pos Indonesia telah menuntaskan program penyaluran cadangan pangan pemerintah (CPP) di wilayah Jawa Tengah (Jateng). Bantuan berupa telur dan ayam karkas telah didistribusikan ke 322.493 keluarga penerima manfaat (KPM) di 29 kabupaten dan kota.
Direktur Bisnis Kurir dan Logistik Pos Indonesia Siti Choiriana menyatakan, angka penyaluran bantuan pangan pemerintah di Jateng mencapai 100 persen. Pencapaian tak lepas dari komitmen Pos Indonesia membantu pemerintah dalam membantu kebutuhan pangan bagi keluarga penerima manfaat.
"Bantuan pangan pemerintah yang kami distribusikan kepada penerima manfaat dalam bentuk ayam karkas dan telur angkanya mencapai 100 persen," kata Siti Choiriana (Ana) usai rapat koordinasi evaluasi kegiatan penyaluran CPP untuk bantuan pangan di wilayah Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang, Senin (5/6/2023).
Menurut Ana, pencapaian penyaluran program CPP di Provinsi Jawa Tengah adalah tertinggi dibandingkan enam provinsi lainnya di Indonesia. Di mana terdapat 322.493KPM dari 29 kabupaten dan kota di Jateng yang telah menerima bantuan ayam karkas dan telur selama tiga bulan.
Pos Indonesia juga berhasil melakukan distribusi CPP di tiga provinsi lainnya di Pulau Jawa, yaitu Banten, Jabar, dan Jatim dengan pencapaian di atas 98 persen.
"Keberhasilan ini tak lepas dari ketersediaan jaringan Pos Indonesia di Seluruh Indonesia serta koordinasi yang terjalin dengan baik dengan lembaga atau instansi lain," katanya.
Penyaluran CPP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan BKKBN. Program ini melibatkan ID Food dan Perum Bulog sebagai penyedia beras, telur, dan ayam. Sedangkan untuk distribusi dilakukan Oleh Pos Indonesia dan perusahaan ekspedisi lainnya.
Menurut Ana, terdapat 15.315 sumber daya manusia dan 6.410 sarana Pos Indonesia yang terlibat pada pendistribusian bantuan pangan pengentasan stunting. SDM dan sarana tersebar di tujuh provinsi, memastikan agar bantuan sampai kepada penerimanya.
Agar tepat sasaran, pendistribusian bantuan pangan dimonitoring secara real time. Pendistribusian jumlah paket hingga KPM dengan risiko stunting akan terdeteksi secara berkala hingga tingkat kelurahan. Pos Indonesia, lanjut Ana, berkomitmen penuh mendistribusikan bantuan ini sesuai jadwal yang telah ditentukan.
"Ke depan, kami Pos Indonesia sebagai BUMN yang bergerak pada bidang ekspedisi berkomitmen terus membantu pemerintah dalam distribusi pangan atau program lainnya. Kami hadir untuk negeri, melayani masyarakat," katanya.
Pos Indonesia, kata Ana, terus melakukan penyesuaian teknologi dalam membantu program penyaluran bansos pemerintah. Di antaranya meningkatkan teknologi digital bagi KPM yang memiliki smartphone. Namun bagi yang tidak memiliki smartphone, tetap dapat dilayani dengan alternatif lainnya seperti penggunaan SMS dan lainnya.
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani mengatakan, secara nasional, Keluarga Risiko Stunting (KRS) sebagai KPM berjumlah 1.446.089 KRS di tujuh provinsi, yaitu Jawa Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Barat,Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur.
"Program CPP dalam bentuk telur dan daging ayam diberikan bagi keluarga yang mengalami rawan pangan dan stunting. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses pangan bagi masyarakat miskin atau rawan pangan dan gizi," kata dia.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait