BANYUMAS, iNews.id - Warga kurang mampu di Kabupaten Banyumas mengais padi sisa panen di sawah. Mereka melakukan pekerjaan itu karena tidak stabilnya harga beras.
Begitulah potret memilukan warga pengais gabah padi sisa panen di area sawah yang tengah dipanen oleh pemilik sawah di Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas.
Mereka telah menggeluti pekerjaan ini sejak lama di mana kondisi harga beras mengalami kenaikan. Semula pekerjaan ini dilakukan beberapa orang, namun lama kelamaan banyak yang menjadi pengais padi sisa panen karena hasilnya cukup lumayan.
Bermodalkan caping, kayu dan karung, mereka berada di area sawah mengais satu per satu gabah yang tertinggal usai dipanen. Batang padi bekas dipanen ini di pukul dengan kayu.
Gabah-gabah yang rontok dan bercampur tanah itu kemudian dipunguti. “Dalam sehari bisa memperoleh dua kilogram hingga 10 kilogram jika sedang beruntung,” kata Simpen, Selasa (7/3).
Meski panas terik, namun bagi mereka mengais sisa padi hasil panen tidak membuat surut semangat. Pasalnya selain hasil yang lumayan, kondisi mahalnya beras membuat mereka terpaksa turun ke sawah usai petani panen.
“Kami menunggu sawah sepi setelah ditinggalkan petani panen padinya di siang hari. Saat itulah kami turun ke sawah mengais sisa-sisa padi hasil panen,” ujar Wardahinah.
Jika mendapat banyak, sisa hasil mengais padi bisa mereka jual. Tentunya mereka selalu menyisihkan juga untuk kebutuhan makan sehari-hari.
Dalam mengais sisa padi panen, mereka juga berpindah-pindah sawah. Bahkan mereka terkadang harus keluar desa jika di desa mereka kondisi sawah sudah dipanen semua.
Hasil yang cukup bagi nenek ini, membuat mereka selalu bersyukur karena bisa bertahan hidup dan selalu diberi kesehatan di usia senjanya.
Tak jarang mereka membawa pulang hanya segenggam padi sisa panen. Namun kebahagiaan hati mereka melebihi orang-orang yang jauh lebih mampu dalam penghasilan.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait