Puluhan warga yang mengaku sebagai calon mitra program Makan Bergizi Gratis (MGB) mendatangi Polresta Solo untuk melaporkan dugaan penipuan, Selasa (29/7/2025). (Foto: Vitriana D).

SOLO, iNews.id - Puluhan warga yang mengaku sebagai calon mitra program Makan Bergizi Gratis (MGB) mendatangi Polresta Solo, Selasa (29/7/2025). Kedatangan mereka untuk melaporkan dugaan penipuan.

Mereka dijanjikan pekerjaan sebagai mitra penyediaan Makan Bergizi Gratis (MBG) di bawah koordinasi dengan Yayasan Barisan Nasional (Barnas).

Adapun syarat untuk menjadi mitra penyediaan MBG harus membayar pendaftaran dan administrasi sebesar Rp175.000 setiap satu mitra. 

Disamping itu, warga yang akan menjadi mitra juga harus menyiapkan peralatan dapur. Program yang dijanjikan tersebut tak kunjung terealisasi hingga berbulan-bulan.

Harjoko mewakili ratusan calon mitra lain yang berasal dari wilayah Solo Raya menjelaskan, awalnya mereka dijanjikan akan dilibatkan dalam program sosial yang disebut-sebut sebagai inisiasi dari tokoh-tokoh besar nasional. 

Program ini disampaikan dalam bentuk kerja sama penyediaan makanan bergizi dengan iming-iming pembayaran sebesar Rp12.000 per boks.

"Program ini disampaikan kepada kami melalui seseorang bernama Paulus, mantan anggota DPRD dari PDIP. Dari situ, kami dikenalkan kepada seseorang yang mengaku Ketua Yayasan Barnas, Eri Primasari Kusuma yang katanya bergerak di bidang sosial dan budaya," ucapnya.

Menurut dia, dalam penjelasan awal, para calon mitra diminta menyiapkan 200 porsi makanan bergizi untuk anak-anak sekolah, lansia, hingga masyarakat rentan. 

Paket makanan tersebut dijanjikan akan dibayar Rp12.000 per boks, di mana Rp10.000 dialokasikan untuk bahan dan masakan, sedangkan perlengkapan makan akan disediakan oleh yayasan.

"Salah satu syaratnya adalah mendaftar dengan mengirimkan data diri berupa KTP dan KK, lalu membayar biaya pendaftaran sebesar Rp175.000/orang sebagai mitra. Katanya Rp25.000 untuk biaya administrasi, sedang uang Rp150.000 sebagai uang jaminan agar ada keterikatan kerja dan tidak keluar-masuk program," katanya.

Bukan hanya biaya registrasi, sejumlah mitra juga diminta mempersiapkan dapur sesuai standar yang disebut layak dan steril. Beberapa mitra bahkan harus merenovasi dapur rumah dengan biaya tidak sedikit. 

"Ada yang harus memindah dapur dari belakang ke depan agar sesuai standar, dengan biaya antara Rp5 juta sampai Rp7 juta. Ada juga yang harus beli peralatan baru, kompor, dandang, bahkan kredit alat masak karena belum punya," ucapnya.

Dia menyebutkan, pihak yayasan beberapa kali mengeluarkan pengumuman bahwa program segera dimulai. Bahkan sempat dirilis surat edaran bahwa uji coba akan dilakukan pada 22-23 Juli dan pelaksanaan penuh pada 28 Juli 2025. 

Namun, semuanya tidak pernah benar-benar terjadi. Draft nota kesepahaman (MoU) sempat dikirimkan, tetapi tak pernah diikuti dengan pelaksanaan kegiatan.

"Yang membuat kami makin curiga, tanggal pelaksanaan di MoU justru tidak dicantumkan dengan alasan itu adalah rahasia yayasan pusat. Mereka hanya bilang ‘yang penting bisa melaksanakan kegiatan’. Kami jadi merasa seperti dibodohi," katanya.

Bahkan dalam sosialisasi awal, program ini mengkaitkan nama-nama besar, seperti Erick Thohir Foundation dan CSR dari tokoh nasional. 

Lebih mencengang, kata dia disebut-sebut penasihat utamanya Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Setelah situasi mencurigakan mulai terlihat, laman resmi yayasan juga tak bisa lagi diakses.

Tercatat hingga saat ini warga Soloraya yang menjadi korban dugaan penipuan diperkirakan mencapai lebih dari 3.000. "Website yayasannya sekarang sudah hilang. Kalau benar ini lembaga resmi dan punya program nasional, kenapa mendadak menghilang? Kami sangat kecewa," katanya. 

Sementara itu, Wakasatreskrim Polresta Solo, AKP Sudarmiyanto membenarkan adanya aduan dari sejumlah warga terkait dugaan penipuan program MBG. 

Pihaknya belum dapat memproses laporan tersebut secara resmi karena para pelapor belum membawa dokumen pendukung lengkap.

"Benar, tadi ada sekitar 30 orang datang ke Polresta bermaksud melaporkan dugaan penipuan kerja sama pengadaan makan bergizi gratis. Mereka sudah kami terima dan tampung, tapi karena belum membawa dokumen seperti surat perjanjian atau bukti tanda terima uang, kami minta mereka melengkapi terlebih dahulu," kata AKP Sudarmiyanto. 

Sementara itu Pipit Dwi Hasnanto, salah satu pengurus Yayasan Barnas belum bisa dikonfirmasi baik melalui WhatsApp maupun di telepon. 

Haryanti alias Atik yang berperan sebagai penerima uang pendaftaran dan administrasi dari calon mitra juga belum bisa dikonfirmasi. Setelah di WA dan dihubungi melalui telepon tidak direspons. 


Editor : Kurnia Illahi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network