SOLO, iNews.id - Puluhan warga Kampung Joyosudiran, Pasar Kliwon, Kota Solo berangsur-angsur pulang ke rumahnya masing-masing pasca-kebakaran gudang rosok, Selasa (4/10). Saat ini hanya tinggal 10 orang dari dua KK yang masih mengungsi di Pendhopo Kelurahan Pasar Kliwon Solo.
Kepala BPBD Solo Nico Agus Putranto mengatakan, pada Selasa malam kemarin tercatat ada 53 orang dari 18 KK yang mengungsi di Pendhopo Kelurahan Pasar Kliwon. Mereka mulai pulang ke rumah masing-masing setelah situasi dinilai aman.
Tim Gabungan berhasil memadamkan kebakaran di sebuah gudang rongsok Jalan Kyai Mojo, Pasar Kliwon, Solo, sekitar pukul 00.00 WIB. Petugas saat ini tengah melakukan proses pendinginan.
"Saat ini tinggal 2 KK. Kebetulan mereka yang rumahnya terbakar hingga rusak total sehingga perlu ada pemikiran kelanjutannya sepeti apa," ujarnya di Kelurahan Pasar Kliwon Solo, Rabu (4/10).
Menurut Nico, 2 keluarga yang berjumlah 10 orang itu masih dalam keadaan bingung karena belum tahu akan tinggal di mana. Untuk itu BPDB akan berkoordinasi dengan dinas terkait guna mencari jalan keluar.
"Kami koordinasikan dulu dengan dinas terkait dari perkim juga nanti langkahnya akan seperti apa. Tapi yang jelas kami akan komunikasikan korban juga mereka maunya gimana," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan asesmen yang dilakukan BPBD, sejumlah warga lain yang rumahnya ikut terbakar mengungsi ke rumah keluarga dekatnya.
"Sudah kami asesmen yang rumahnya terbakar. Itu ada yang bertempat tinggal di rumah keluarganya," katanya.
BPBD mencatat ada 10 bangunan terbakar yakni 1 gedung serbaguna, 1 WC umum, pabrik batik printing, dan gudang rosok (sumber api). Selain itu, terdapat 6 rumah warga di Kampung Joyosudiran.
"Kami masih lihat situasi. Rencana tempat pengungsian kami buka 3 hari. Sesuai perkembangan saja, bisa pendek, bisa panjang. Karena tergantung penempatan yang ada di sini," jelasnya.
Hingga saat ini belum diketahui jumlah nominal kerugian akibat kebakaran yang bersumber dari gudang rongsok di Jalan Kyai Mojo, Pasar Kliwon.
"Nilai kerugian belum lihat hasil karena kami belum bisa berkomunikasi dengan yang bersangkutan. Kisaran kami belum berani bilang," ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait