Ratusan pedagang Pasar Pagi Kaliwungu saat berunjuk rasa mendesak Bupati Kendal segera membangun kembali pasar yang ludes terbakar, Kamis (12/4/2018). (Foto: iNews.id/Eddie Prayitno)

KENDAL, iNews.id - Ratusan pedagang Pasar Pagi Kaliwungu menggelar unjuk rasa di depan kantor Bupati Kendal, Kamis (12/4/2018). Aksi itu dilakukan untuk mendesak pemkab segera membangun kembali pasar yang ludes terbakar pada Agustus 2017 lalu.

Pedagang juga mengaku kecewa terhadap Bupati Kendal karena belum pernah meninjau langsung pasar. Pemkab malah menaikan retribusi kepada pedagang yang berjualan di lapak darurat.

Dalam aksinya, pedagang membawa spanduk dan poster berisi sejumlah tuntutan. Ratusan pedagang rela menutup kios dagangannya untuk menyampaikan keluhannya terkait pembangunan Pasar Pagi Kaliwungu. Dalam orasinya, pedagang ingin ada kejelasan dari pemkab kapan Pasar Pagi akan dibangun kembali.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Pagi, Mahsun mengaku kecewa dengan sikap Bupati Kendal yang tidak merespons keluhan pedagang. Dia menilai bupati acuh dengan nasib pedagang karena tidak pernah menengok Pasar Pagi Kaliwungu pascaterbakar 19 Agustus 2017 lalu.

“Pedagang hanya meminta ada kejelasan kapan akan dibangun kembali dan segera dibersihkan sisa kebakaran agar bisa untuk berjualan pedagang,” katanya.

Dia mengatakan, aksi demonstrasi pedagang Pasar Pagi Kaliwungu Kendal ini merupakan puncak kekecewaan mereka kepada pemkab yang tidak memerhatikan nasib 975 pedagang. “Bupati juga tidak peduli dengan nasib pedagang karena permintaan audensi tidak pernah ditanggapi,” katanya.

Mahsun mengatakan, ada beberapa pernyataan sikap yang disampaikan pedagang Pasar Pagi Kaliwungu. Yakni, meminta kejelasan pembangunan kembali pasar yang terbakar dan menuntut pembayaran retribusi dikembalikan seperti semula mengingat pendapatan pedagang menurun. “Retribusi dinaikan dari sebelumnya Rp160.000 per bulan, sekarang naik jadi Rp192.000 per bulan,” ungkapnya.

Salah seorang pedagang, Sodik mengatakan selain tidak peduli dengan nasib ratusan pedagang, pemkab juga terkesan arogan karena menaikkan retribusi. “Bukannya memerhatikan nasib pedagang malah menaikkan retribusi. Kami ini sedang kena musibah. Buat lapak darurat saja pedagang harus swadaya membangun sendiri,” tandasnya.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network