SALATIGA, iNews.id - Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) berencana ekspor produk olahan kedelai mulai tahun 2022. Para perajin tahu tempe diminta berinovasi produk agar memiliki daya saing di pasar internasional.
Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin Edi Wiyono mengatakan, sejuah ini sudah ada beberapa rekanan di Amerika, Korea, Jepang dan beberapa negara lainnya yang siap membeli produk olahan tahu tempe dari Indonesia. Untuk itu, perajin harus mempersiapkan diri agar produk bisa diterima di pasar luar negeri.
"Ekspor olahan kedelai terus kami matangkan. Perajin harus bisa memenuhi standar kualitas yang ditentukan. Tidak hanya itu, saya minta perajin juga berinovasi agar varian produk dan kualitasnya meningkat," kata Aip Syarifuddin Edi Wiyono di Salatiga, Jumat (3/6/2022).
Dia mengatakan, kenaikkan harga bahan baku pasti akan terjadi karena disebabkan berbagai faktor. Untuk itu, para perajin harus siap dengan segala kondisi pasar. Karena itu, perajin harus melakukan terobosan dan inovasi agar produknya bisa menembus pasar luar negeri.
Menurutnya, ekspor produk olahan kedelai harus dilakukan karena sebagian besar kebutuhan bahan baku dicukupi dari luar negeri atau impor.
"Kalau bahan baku impor, mestinya jual produk harus di atas biaya produksi. Saat ini, harga produk olahan kedelai di luar negeri cukup tinggi dan ada peluang. Ini harus dikejar agar perajin tahu tempe bisa berkembang," ujarnya.
Ketua Puskopti Jawa Tengah Sutrisno Supriyantoro mengatakan, untuk mengembangkan usaha perajin tahu tempe, Puskopti Jateng juga menjalin kerja sama dengan Puskopti Nusa Tenggara Barat. Perajin tahu tempe di Jateng siap menopang kebutuhan tahu tempe di Nusa Tenggara Barat.
"MoU sudah kami tandatangani. Kami siap membantu Puskopti Nusa Tenggara Barat dalam memenuhi kebutuhan tahu tempe di daerah Nusa Tenggara Barat," katanya.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait