SEMARANG, iNews.id – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta generasi milenial sebagai penerus bangsa tanggap terhadap pesatnya perkembangan zaman. Hal itu karena saat ini ada dua tantangan besar yang tengah dihadapi.
“Sekarang kita mengalami dua disrupsi. Sebenarnya kita ini sedang ditinju di kiri oleh disrupsi namanya 4.0 dan di kanan ditinju disrupsi namanya Covid-19,” kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu saat menjadi pembicara Studium Generale Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang digelar secara daring, Senin (18/10/2021).
“Siapa yang selamat? Yang bisa beradaptasi dengan dua disrupsi itu,” tegasnya di hadapan 600 lebih mahasiswa dari berbagai jurusan.
Dia mengatakan, disrupsi 4.0 menjadi ancaman serius bagai generasi muda. Sebab, mereka mesti pintar memilah dan memilih pekerjaan sesuai perkembangan zaman. Kemajuan teknologi informasi akan memangkas sejumlah pekerjaan di tengah masyarakat.
“Disrupsi pertama adalah disrupsi 4.0. Ingat kalimat saya. Semua hal yang rutin akan hilang digantikan oleh mesin. Jadi jangan pilih pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya rutin, inputnya sama outputnya sama, sistem sama, itu akan digantikan. Tapi carilah pekerjaan yang dinamis inputnya selalu berbeda, sehingga outputnya selalu beda,” katanya.
“Apa konsekuensi dari 4.0? Cloud computing, internet of things, artificial intelligent, itu akan menghilangkan hampir 80 jutaan lapangan pekerjaan. Jadi bagi mereka yang tidak siap, mereka akan marah-marah karena 4.0 akan menghabiskan lapangan pekerjaan,” ujar dia.
Akan tetapi di sisi lain, kata dia, 4.0 juga akan melahirkan lebih dari 100 juta lowongan pekerjaan baru, yang sifatnya dinamis. Contohnya content creator, big data, engineer, leadership menjadi para pemimpin, marketing business development, IT development, dan lain-lain.
Sementara ancaman berikutnya adalah pandemi Covid-19 yang saat ini masih menghantui masyarakat. Meski angka kasusnya sudah relatif menurun, namun masyarakat diminta tak abai dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Disrupsi Covid ini suka tidak suka membawa konsekuensi. Kalau Anda tidak mau adaptif dengan Covid, Anda menjadi korban Covid secara tidak langsung. Anda akan ketinggalan,” ujar Kang Emil.
“Anda harus go digital, bagi alat keselamatan dan lompatan. Dulu konsep tinggal, bekerja, bermain bisa di tiga tempat, sekarang bisa di satu tempat. Kepedulian terhadap kesehatan dulu seadanya, sekarang semaksimal jaga jarak, pakai masker, cuci tangan,” ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait