PEKALONGAN, iNews.id – Ribuan warga Kabupaten dan Kota Pekalongan, Jawa Tengah, harus menjalankan ibadah puasa Ramadan tahun ini dengan penuh keprihatinan. Suka cita pun memudar menyusul banjir akibat pasang air laut yang menerjang wilayah mereka.
Banjir rob yang sudah berlangsung selama lima hari itu tak hanya menyulitkan aktivitas warga. Mereka pun tidak bisa menjalankan ibadah puasa dan salat tarawih dengan khusyuk. Warga juga kesulitan untuk sekadar beristirahat, memasak, juga tidur karena semua tempat basah digenangi air laut. Warga juga terpaksa berbuka puasa sambil berdiri di atas genangan air laut.Pantauan iNews di lokasi, daerah yang terparah terendam rob di Kota Pekalongan meliputi Kelurahan Kandang Panjang, Panjang Wetan, Krapyak, Panjang Baru, Padukuhan Kraton, dan Bandengan. Daerah-daerah itu semuanya berada di Kecamatan Pekalongan Utara. Sedang di Kecamatan Pekalongan Barat meliputi Kelurahan Tirto, dan Pasir Kraton Kramat.Seorang warga Pekalongan menyiapkan makanan buka puasa di tengah genangan rob. (Foto: iNews.id/Suryono)
Di Kabupaten Pekalongan, daerah yang terendam rob, yakni Desa Karangjompo, Jeruksari, Mulyorejo, Tegaldowo. Semuanya berada di Kecamatan Tirto. Adapun di Kecamatan Wonokerto meliputi, Desa Api-Api, Jambean, Tratebang, serta Wonokerto.Kondisi permukiman di pesisir utara ini memang sangat memprihatinkan. Banjir rob ini menggenangi ribuan rumah dengan ketinggian antara 50 cm hingga sekitar satu meter. Salah seorang warga, Solehah menuturkan, banjir air pasang kali ini paling parah karena hampir melumpuhkan seluruh aktivitas warga. “Sudah lima hari ini banjir terus dan kali ini sangat besar sehingga seluruh rumah warga terendam,” katanya, Selasa (22/5/2018).Menurut dia, tingginya banjir rob ini memaksa warga harus berbuka puasa dengan berdiri karena seluruh ruangan rumah terendam dan kursi juga tenggelam. “Masak juga di tengah-tengah banjir. Air bersih yang ada juga sudah sangat sedikit karena PDAM tidak berfungsi. Terpaksa ya harus beli air. Makanan juga seadanya karena sudah kehabisan perbekalan,” tutur Solehah.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait