Presiden Jokowi menerima salah satu pataka (Bendera) Merah Putih dari Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Alun-Alun Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jateng. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id - Gerakan Pemuda Ansor menyampaikan Seruan Nusantara mengajak semua pihak yang memiliki kehendak baik dari semua agama dan kebangsaan untuk bergabung bersama membangun konsensus global, mencegah dijadikannya Islam sebagai senjata politik, baik oleh Muslim maupun non-Muslim.

GP Ansor juga menyerukan semua pihak untuk bersama-sama memupus maraknya kebencian komunal, melalui perjuangan untuk mewujudkan tata dunia yang ditegakkan di atas dasar perhormatan terhadap kesetaraan hak dan martabat bagi setiap manusia.

Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Seruan Nusantara itu dilakukan karena ingin konsensus kebangsaan Indonesia tetap kokoh; Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 tetap menjadi pengikat bagi bangsa yang sangat majemuk ini.

"Kita semua geram dengan fakta masih adanya sekelompok kecil orang yang tidak bisa menghargai jasa para pahlawan dan pendiri bangsa dengan berupaya mengubah Pancasila, NKRI dan UUD 1945 yang telah kita sepakati dengan dasar negara lain, dengan bentuk negara lain dan konstitusi negara yang lain," kata Gus Yaqut pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Pahlawan di Alun-Alun Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (22/11/2018) malam.


Gus Yaqut mengatakan, GP Ansor juga prihatin dengan dinamika yang terjadi di Timur Tengah dan sekitarnya, dimana konflik-konflik mengatasnamakan agama, khususnya Islam, yang sedang berlangsung. Apalagi, pengaruhnya sudah mulai masuk ke Indonesia.

Karena itu, kata Gus Yaqut, Gerakan Pemuda Ansor selalu menolak pihak-pihak yang mengklaim kebenaran sendiri sambil menyalahkan pemahaman keagamaan pihak lain, yang bahkan merupakan mayoritas umat.

GP Ansor juga menolak keras digunakannya agama sebagai alat politik untuk mencapai kekuasaan, yang terbukti di belahan dunia lain menjadi sumber konflik dan perpecahan sesama anak bangsa.

"Kita bangsa Indonesia harus mampu mengambil pelajaran dari negara-negara lain yang hari ini tercabik-cabik karena berita hoaks melalui media sosial, propaganda politik di masjid-masjid, aksi-aksi menghujat pemerintah memanipulasi bendera kelompok makar sebagai bendera umat Islam, dan keluarnya fatwa-fatwa agama untuk tujuan-tujuan sempit kekuasaan," tandasnya.

Menurut Gus Yaqut, bangsa Indonesia harus waspada terhadap pola-pola yang sama yang telah memporakporandakan negara-negara lain dan hari-hari belakangan ini berusaha dipraktikkan di negara tercinta ini.

"Untuk itulah pada kesempatan yang baik ini, dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, seraya memohon pertolongan Allah SWT dan syafaat Rasulullah SAW, Gerakan Pemuda Ansor mengingatkan kita semua pentingnya mengembalikan fungsi agama sebagai jalan spiritual dan sebagai rahmah atau sumber kasih sayang dan perdamaian," ujarnya.

Gus Yaqut menjelaskan, kiai-kiai Nahdlatul Ulama mengajarkan, inti dari ajaran agama Islam adalah rahmah atau kasih sayang. Pesan rahmah inilah yang mendasari mengapa para kiai NU menyusun, menyepakati dan menyatakan Pancasila final.

"Pesan rahmah ini pula yang mendasari kiai-kiai Nahdlatul Ulama menyepakati NKRI sebagai rumah bersama dari bangsa yang majemuk ini dan harus dipertahankan untuk kemaslahatan hidup bersama," katanya.

Terkait itu, Gus Yaqut kemudian mengajak semua pihak khususnya kader GP Ansor dan Banser, untuk menghayati spirit Maulid dan misi kerasulan Nabi Muhammad SAW, yaitu misi rahmatan lil ‘alamin, memperbaiki umat dalam rangka terciptanya keadilan dan kesetaraan yang dilandasi oleh kasih sayang universal dan akhlakul karimah.


Editor : Donald Karouw

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network