KENDAL, iNews.id – Guru pengawas Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) tingkat sekolah dasar (SD) di Sekolah Luar Biasa Swadaya Kaliwungu Kendal harus ekstra sabar mendampingi dan mengawasi peserta ujian.
Sebab, para siswa SLB tersebut harus diperlakukan khusus tidak seperti peserta UASBN SD umum. Ujian di SLB Swadaya Kaliwungu ini diikuti satu siswa tunanetra, 12 siswa tunarungu, dan delapan siswa tuna grahita. Untuk peserta UN tunanetra, guru pengawas terpaksa membacakan soal ujian mata pelajaran matematika.
Sebab, guru pengawas yang berasal sekolah lain tidak memahami soal berhuruf braile. Satu siswa tunanetra ini menjawab soal yang dibacakan guru pengawas dengan huruf braile.
Sementara untuk peserta tunarungu, guru pengawas didampingi guru SLB memberikan bahasa isyarat kepada siswa dalam mengerjakan soal ujian. Berbeda lagi dengan siswa tunagrahita yang memang harus membutuhkan perlakuan khusus.
“Pihak sekolah harus sabar mengarahkan siswa, mengerjakan soal ujian sekolah, bahkan sekolah terpaksa menyediakan makanan dan minuman agar siswa mau mengerjakan soal,” kata guru SLB ABC Swadaya Kaliwungu, Khanafi, Selasa (23/4/2019).
Dia menuturkan, karena sekolah yang mengakomodasi para anak berkebutuhan khusus, semua guru juga harus sabar dalam menghadapi anak tersebut. “Dua hari pelaksanaan ujian tidak ada kendala karena guru pengawas dari sekolah lain tetap mendapat pendampingan dari guru SLB,” ucapnya.
Menurut dia, semua siswa yang terdiri atas tiga kelompok itu tidak ada yang absen mengikuti UASBN. “Semuanya mengikuti ujian sekolah sekalipun ada yang terlambat,” ucapnya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait