PEKALONGAN, iNews.id – Gara-gara sering mengamuk, Giras Setiawan (25) warga Desa Legokclile, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah (Jateng), selama lima tahun dikurung kedua orang tuanya. Mereka menempatkannya di kamar belakang, dalam ruangan sempit seukuran 3x3 meter, dengan kaki terantai kayu penyangga tempat tidur.
Kedua orang tua pasangan Tohjoyo dan Eni Suciati itu mengaku terpaksa memperlakukan si sulung dari tiga bersaudara dalam kondisi tersebut. Sebab, selama ini Gilas kerap mengamuk dan menganggu orang lain.
“Sebagai ibu sebenarnya saya tidak tega merantai kaki darah daging saya sendiri. Tapi mau bagaimana lagi, kami tidak punya pilihan. Ini terpaksa kami lakukan agar Gilas tidak berkeliaran dan mengganggu warga,” kata Eni Suciati, ibu kandung Gilas, Senin (29/1/2018).
Kondisi kesehatan mental pemuda bertubuh besar itu mengalami gangguan. Sejumlah tetangga mereka mengeluhkan perilakunya. Gilas dianggap meresahkan lantaran sudah beberapa kali mengamuk dan membahayakan keselamatan orang yang ada di sekelilingnya.
“Saat lahir dia normal, namun sering menderita panas hingga kejang-kejang. Perubahan sikap muncul saat Gilas berusia 11 tahun, dia mulai sering mengamuk tanpa sebab,“ ujar Tohjoyo, ayah kandungnya.
Bukan tanpa usaha, pasangan suami istri (pasutri) itu mengaku sudah berulang kali membawanya ke sejumlah rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan kesembuhan. Bahkan, harta mereka nyaris habis dalam membiayai perawatan putranya tersebut. Namun hingga saat ini, tak banyak perubahan, sehingga mereka membuat keputusan untuk merantai kaki dan mengurungnya di kamar belakang.
“Kami tak punya pilihan. Kami sangat berharap agar ada bantuan dari pemerintah daerah atau deramawan untuk membantu pengobatan putra sulung kami,” tutur kedua pasutri tersebut.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait