BANJARNEGARA, iNews.id - Selain merusak ratusan rumah, dampak gempa di Kalibening, Banjarnegara, Jawa Tengah, juga merusak sarana pendidikan. Siswa sekolah pun terpaksa tak bisa belajar lantaran ruang kelas yang mereka tempati rusak diguncang gempa. Pagi tadi, para siswa pun mulai membersihkan puing puing reruntuhan gedung sekolah yang rusak. Sejumlah alat peraga untuk belajar mulai dievakusi untuk persiapan ujian nasional Senin, 23 April 2018, mendatang.
Puluhan siswa dari SMP Negeri 2 Kalibening, Banjarnegara, Jawa Tengah, terpaksa tak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar Kamis (19/4/2018) pagi tadi. Pasalnya, bangunan sekolah mereka porak-poranda diguncang gempa berkekuatan 4,4 skala richter (SR) kemarin.
Selain membersihkan puing-puing, sejumlah siswa juga mengevakuasi buku-buku pelajaran mereka. Kegiatan belajar mengajar terpaksa diliburkan karena kondisi sekolah yang masih berbahaya dan tak layak untuk digunakan.
Sejumlah bangunan sekolah mengalami retak dan plafonnya nyaris ambruk. “Saya ke sekolah untuk mengambil buku buat persiapan ujian yang ketinggalan. Biar pun sekolahnya masih retak-retak, yang penting bisa amnbil buku soalnya ujiannya diadakan pekan depan,” kata Aisyah, salah seorang siswa SMP Negeri 2 Kalibening, saat ditemui di sekolahnya, Kamis (19/4/2018).
Bencana gempa ini praktis membuat para siswa tak bisa belajar. Siswa berharap bisa segera ada solusi untuk menghadapi ujian nasional yang akan dilakukan pada Senin mendatang. “Walaupun bangunannya tidak utuh sempurna harapan saya UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) bisa berjalan lancar pekan depan,” imbuh Aisyah.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara menyebutkan, saat ini, sedikitnya ada 316 bangunan yang rusak termasuk sarana pendidikan dan tempat ibadah. Gempa bumi berkekuatan 4,4 Skala Richter (SR) yang mengguncang pada pukul 13.28 WIB, juga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan puluhan orang luka-luka.
Jumlah bangunan rusak mencapai 316 rumah terbagi di tiga desa, yakni Desa Kertosari 62 rumah, Desa Kasinoman 217 rumah dan Desa Plorengan berjumlah 37 rumah. Agar penanganan gempa berlangsung optimal BPBD Banjarnegara menetapkan masa tanggap darurat selama tujuh hari ke depan.
Editor : Himas Puspito Putra
Artikel Terkait