SEMARANG, iNews.id –Tindakan tegas TNI mencopoti baliho dan spanduk bergambar pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab mendapat dukungan Pengasuh Pondok Pesantren Soko Tunggal Semarang, KH Nuril Arifin atau akrab disapa Gus Nuril. Mantan Panglima Pasukan Berani Mati era Gus Dur itu mengatakan apa yang dilakukan aparat TNI bukanlah semata-mata mencopoti spanduk dan baliho.
Namun lebih pada peringatan terhadap sosok yang selama ini kerap menggelorakan revolusi makar dan intoleransi. “Pencopotan spanduk dan baliho bergambar Habib Rizieq yang dilakukan aparat TNI dan Polri ini harus didukung oleh seluruh elemen masyarakat,” kata Gus Nuril, Senin (23/11/2020).
Siapa sebenarnya sosok Gus Nuril? Dikutip dari laman facebook Pustaka M2HM Ensiklopedia disebutkan, ketika Presiden RI ke-4, Gus Dur mau dilengserkan, Gus Nuril merupakan salah satu pembela terdepan , dengan memimpin sekitar 250.000 Pasukan Berani Mati yang siap mengamankan Istana Negara, Jakarta.
Hanya karena kebesaran hati Gus Dur yang tidak mengizinkan pasukan Gus Nuril bertindak anarki, maka tidak terjadi pertumpahan darah disekitar Monas. Saat akhirnya Gus Dur benar-benar lengser dan langsung diterbangkan ke Amerika untuk berobat.
Namun demikian, Gus Nuril tidak mendendam pada para tokoh nasional yang melengserkan Gus Dur, namun media sempat mengekspose bahwa seolah ada ketegangan antara Gus Nuril dan Amin Rais, salah satu tokoh dibalik lengsernya Gus Dur.
Hingga ketika Gus Nuril tetap menjalankan aktivitasnya memimpin Ponpes Soko Tunggal, Amin Rais menyempatkan datang ke Ponpes multi agama di Semarang Timur itu untuk menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa diantara dua tokoh kontroversial itu telah terjadi rekonsiliasi.
Datang ke kompleks Pesantren Soko Tunggal memang mengasyikkan. Walaupun namanya pondok pesantren, ternyata santrinya terdiri dari beberapa macam pemeluk agama yang berbeda-beda. Ada Islam ,Budha, Kristen, Kong Hu Cu, Hindu, bahkan dari beberapa aliran kepercayaan.
Santri-santri Gus Nuril sangat disegani dan ditakuti oleh kelompok Islam radikal. Pesantren Pancaila adalah lembaga yang di pimpin Gus Nuril. Bahkan Gus Nuril menawarkan kepada kelompok nonmuslim untuk membangun tempat ibadah mereka di atas tanahnya.
Para santrinya juga datang dari berbagai etnis, ada Jawa, Manado, Cina, Sunda, dan masih banyak yang lain. Tentu kondisi ini selaras dengan ajaran Gus Dur yang pluralis. Dan, Gus Nuril adalah salah satu Aplikatornya, dalam mengejawantahkan semangat Bhineka Tunggal Ika demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait