SEMARANG, iNews.id - Ribuan calon tenaga kerja Indonesia (TKI) membanjiri bursa kerja untuk Korea Selatan pada Selasa (3/3/2020), di Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Dampak virus korona tidak mempengaruhi minat Warga Negara Indonesia bekerja di Negeri Ginseng tersebut.
Rekrutmen TKI ke Korea Selatan ini digelar Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jateng di Kampus Universitas Negeri Semarang. Selama empat hari terakhir, tercatat sebanyak 17.000 lebih calon TKI melamar bekerja Korsel. Para pencari kerja ini didominasi usia produktif dari 21 tahun hingga 40 tahun.
Wabah virus korona di Korsel tak menyurutkan niat calon TKI untuk mengadu nasib ke negara tersebut. Mereka umumnya bekerja untuk formasi bagian manufaktur, perikanan, hingga mebel. Tawaran gaji tinggi sekitar Rp20 juta hingga Rp30 juta menjadi daya tarik.
"Gajinya lumayan besar, katanya Rp20 jutaan. Enggak takut (korona). Orangtua juga mengizinkan," ucap salah satu pelamar Tri Tunggal Dewi, Selasa (3/3/2020).
Hal senada juga disampaikan calon pelamar lainnya Amar Joko Widiyanto. Dia termasuk masuk dunia kerja di Korsel untuk bagian manufaktur.
"Saya optimistis saja, pasti nanti ada vaksinnya. Ada pencegahannya. Jadi saya ingin tetap kerja di Korea," katanya.
Sementara itu, Kepala BP3TKI Jateng AB Rahman mengaku jumlah ini tidak ada penurunan jika dibanding dengan tahun 2019 lalu. Rahman pun mengaku heran dengan minat pekerja yang tetap tinggi meskipun virus korona merebak di Korsel.
"Ini agak menarik kalau dikaji ilmiah, harusnya itukan menurun. Tapi nyatanya enggak," katanya.
Dia menilai, warga di Jateng ini optimistis jika bekerja di Korsel bisa memperbaiki ekonomi mereka. Apalagi, gaji yang ditawarkan mencapai angka puluhan juta.
Data dari BP3TKI, setiap tahunnya Korsel membutuhkan tenaga kerja sebanyak 60.000 orang. Jumlah ini diperebutkan 14 negara, salah satunya Indonesia. Sementara Jateng menempati urutan pertama tenaga kerja yang paling banyak bekerja di Korsel.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait