Ilustrasi rapid test (Foto: iNews.id)

SEMARANG, iNews.id - Beragam cerita muncul terkait dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menjalani rapid test Covid-19 secara mandiri. Kali ini datang dari Herry Wahyu Bawono, warga Kota Semarang, Jawa Tengah.

Herry membeberkan pengalamannya harus merogoh kocek sekitar Rp1,3 juta untuk melakukan rapid test secara mandiri. Tepat tiga bulan lalu, dia usai bepergian ke Bali. Tak lama setelahnya, dia merasa tak enak badan.

“Pada waktu itu (23/3/2020) pagi sekitar jam 07.00an badan saya terasa kurang enak semua. Kemudian atas inisiatif sendiri saya berangkat ke IGD (RS swasta di Semarang). Di IGD saya diperiksa tensi dan dilakukan rapid test,” kata Herry, Selasa (23/6/2020).

Setelah menunggu beberapa jam hasilnya keluar dan dinyatakan negatif. Dia pun diperbolehkan pulang dan diberi obat untuk penurun demam.

"Total biaya yang harus saya bayar Rp1,3 juta sekian, persisnya saya lupa. Untuk biaya rapid test saya lupa (harus lihat lagi kuitansi). Biaya itu sudah termasuk obat, dokter jaga dan tindakan medis,” ucapnya.

Herry menilai, biaya tersebut terbilang mahal. Sayanganya biaya itu juga tidak dicover BPJS Kesehatan.

“Habis biaya segitu ya mahal mas. Saya punya BPJS tapi di RS tersebut tidak bisa dipakai dengan alasan biaya tidak bisa dicover dengan BPJS,” ujar warga Jalan Wonodri Baru, KelurahanWonodri, Semarang Selatan ini.

Menurutnya, kalau memang rapid test itu bisa memutus mata rantai penularan virus corona, semestinya biaya bisa ditanggung pemerintah. Apalagi jika tes mandiri biayanya cukup mahal.

“Selama ini mungkin masyarakat tahunya kalau mau rapid test bayarnya mahal, makanya banyak masyarakat yang menolak di-rapid test,” katanya.


Editor : Nani Suherni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network