BANJARNEGARA, iNews.id - Sedikitnya 17 rumah mengalami kerusakan dan nyaris roboh akibat tanah bergerak. Bahkan pemukiman padat penduduk di Desa Bantar, Banjarnegara, Jawa Tengan (Jateng) yang sebelumnya dihuni mulai ditinggalkan pemiliknya.
Puluhan warga dibantu tim SAR gabungan membongkar rumah yang rusak di area bencana tanah bergerak. Menurut Ketua Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Arif Rachman, saat pembongkaran warga mengambil sisa-sisa material seperti daun pintu jendela, kusen dan genteng untuk di pakai lagi di rumah relokasi yang rencananya akan di sediakan oleh pemerintah daerah.
“Kondisi tanah terus mengalami pergerakan, BPBD masih menemukan retakan baru di area pemukiman dan jalan akses menuju desa. Warga diminta waspada dan tidak mendekat pada area zona bahaya tanah gerak,” katanya Jumat, (12/1/2018).
Dia menjelaskan, kondisi tanah yang labil ditambah curah hujan yang tinggi menjadi penyebab laju pergekan tanah belum berhenti. Akibatnya ratusan warga mengungsi ke 73 lokasi. Menurut dia, ada 55 rumah warga yang harus di kosongkan 17 di antaranya telah dibongkar dan dirobohkan.
“Dampak bencana tanah bergerak terus meluas hingga 100 hektare, 443 warga kini mengungsi di 73 titik. Tanah bergerak merupakan bencana longsor dengan type merayap , dengan material tanah yang jalan perlahan namun berdampak kerusakan yang besar,” ujarnya.
BPBD Banjarnegara hingga saat ini terus melakukan pantauan kebencanaan di lapangan. Pengosongan dan pembongkaran rumah terus dilakukan untuk meminimalisir korban dan kerugian. Menurut Arif, 70 persen wilayah Banjarnegara merupakan zona merah rawan terjadinya pergerakan tanah. Warga di daerah rawan diminta wasapda jika terjadi hujan deras lebih dari 5 jam.
Editor : Muhammad Saiful Hadi
Artikel Terkait