SEMARANG, iNews.id – Proyek pembangunan jalan Tol Semarang-Solo khususnya di ruas Salatiga-Kartasura masih terganjal persoalan penggantian tanah kas desa (TKD). Kondisi itu dikhawatirkan bisa mengganggu target penyelesaian proyek tersbeut yang dijadwalkan rampung akhir Oktober 2018.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Syarifuddin mengatakan persoalan TKD menjadi urusan Pemprov Jateng yang berjanji akan menyelesaikan masalah tersebut. Pemprov meminta kepada kontraktor proyek tol agar tetap fokus pada pengerjaan. "Yang terpenting, proyek tol (ruas Salatiga-Kartasura) ini harus tetap jalan terus. Urusan tanah, biar tugas kami," kata Syarifuddin, Rabu (29/8/2018).
Pimpinan proyek Tol Semarang-Solo, Eddy Priyono Broto menyebutkan masih terdapat tiga desa yang meminta penggantian TKD berupa lahan, bukan uang. Ketiga desa itu, yakni Kenteng, Kemetul, dan Timpik. Namun, menurutnya, hal itu tak terlalu mengganggu proses pembangunan, karena pihaknya menggunakan sistem sewa sebelum mendapat ganti lahan.
"Persoalan saat ini terkait progres pengerjaan Jembatan Kenteng sepanjang 493 meter itu menjadi satu-satunya dari total 12 unit jembatan pada ruas tol Salatiga-Kartasura, masih dalam tahap pembangunan," kata Eddy.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait