Pembicara dalam seminar Blockchain Technology Through The Lens of 3 Generations: How to Prepare Young People to Adapt with the Development of Digital Economy” yang digelar 21 Bridges Indonesia bekerja sama FEB UI. (IST)

SEMARANG, iNews.id - Teknologi blockchain (rantai blok) adalah teknologi yang sangat terbuka sehingga semua orang bisa menjadi partisipannya tanpa ada hambatan (barrier). Meski sangat terbuka dan saat diciptakan nuansa libertariannya besar sekali, kemungkinan dimanipulasi kecil sekali, bahkan hampir tidak mungkin.

Hal itu disampaikan Yos Ginting, pendiri Asosiasi Blockchain Indonesia yang menjadi pegiat edukasi blockchain dan cryptocurrency bagi kalangan muda. Menurutnya, karena keterbukaannya siapa saja bisa mempelajari blockchain secara gratis. 

“Selama mau belajar dan bekerja maka rate of success-nya sama dengan kawan-kawan dari belahan bumi manapun. Sebagian besar ilmu tersedia secara gratis, bisa dipelajari asal kita mau belajar,” kata Yos dalam seminar Blockchain Technology Through The Lens of 3 Generations: How to Prepare Young People to Adapt with the Development of Digital Economy” yang digelar 21 Bridges Indonesia bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Kamis (2/11/2023). 

Mengenai kecilnya kemungkinan teknologi blockchain dimanipulasi, kata dia, karena data di blockchain direplikasi oleh banyak sekali komputer di dunia, bahkan bisa sampai ribuan. 

“Itu sebabnya kemungkinan dimanipulasi kecil sekali, bisa dikatakan hampir tidak mungkin karena pelaku manipulasi harus mengubah seluruh data yang ada di semua komputer yang sudah mereplikasi data,” ujarnya. 

Yos menambahkan bahwa esensinya, setiap kegiatan yang membutuhkan pencatatan yang lengkap dan tidak bisa dimanipulasi dan menyangkut banyak pihak pada dasarnya cocok menggunakan blockchain. 

“Beberapa contoh yang sudah diimplentasikan dalam penggunaan sehari-hari adalah Cash for Refugee, sebuah organisasi yang mendistribuskan dana tunai ke pengungsi, Pemerintah Singapura juga memanfaatkan teknologi blockchain untuk data base Covid-19, Spotify menggunakan teknologi blockchain, dan ini memungkinkan mereka langsung memberikan royalti langsung kepada pemilik hak termasuk pembayaran pajaknya," ujarnya.

Ketua Program Strudi manajemen FEB UI, Prof Irwan Adi Ekaputra, mengatakan sebagai salah satu sekolah ekonomi dan bisnis terkemuka di Indonesia, FEB UI pun berkolaborasi dengan 21 Bridges Indonesia untuk mendorong masyarakat terutama para generasi muda untuk menyelami perkembangan ekonomi digital yang pesat. 

“Banyak sekali teknologi-teknologi yang dapat mendukung perkembangan bisnis, yang salah satunya adalah pemanfaatan teknologi blockchain,’ kata Prof Irwan.

Christopher, remaja berusia 16 tahun yang juga pendiri Web3 Society dan Ketua Artificial Intelligence Club di UWCSEA (United World College South East Asia ) mengaku sangat terkesan dengan teknologi blockchain.

“Blockchain sangat mengesankan karena kemampuannya dalam mendorong dampak sosial, dan memfasilitasi kepemilikan secara digital. Saya mulai mengenal blockchain saat di sekolah menengah,” ungkap Christopher.

“Saat belum punya akses ke bank padahal butuh pembayaran non-cash, dari situ kami mulai belajar dan sekarang saya sudah tidak perlu diberi pocket money oleh orang tua,” ujarnya.


Editor : Ahmad Antoni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network