GROBOGAN, iNews.id – Puluhan warga kampung Jagalan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan mengamuk dan membubarkan paksa acara live musik dangdut yang digelar di halaman kafe karaoke 21, Rabu (20/12) malam. Warga membuka paksa pintu gerbang dan meminta live music untuk segera dihentikan.
Beberapa keamanan dan pengelola kafe langsung mengadang warga dan menutup pintu gerbang kembali. Kericuhan terjadi saat pengelola kafe mendorong warga hingga nyaris terjadi baku hantam.
Beberapa warga lainnya dan pihak keamanan kafe berusaha meredam emosi warga dan menahan agar tidak terjadi baku hantam. Warga meminta agar acara live dangdut untuk segera dibubarkan karena dianggap sangat mengganggu kenyamanan warga yang tengah beristirahat. Selain itu live musik yang diadakan juga dianggap tidak memiliki izin warga lingkungan sekitar kafe.
“Kami terpaksa membubarkan paksa karena pada peringatan pertama tidak diindahkan, di mana sebelum jam sebelas malam sudah harus berhenti. Namun hingga pukul 24.00 dini hari, live musik masih terus berlangsung hingga memancing emosi warga,” kata Tobing.
Sementara itu, Lola, pengelola kafe karaoke 21 mengaku sudah mengantongi izin dari pihak r-t dan RW sambil menunjukkan ke RT dan warga.
Bahkan izin tersebut berakhir hingga pukul 24.00 WIB, sehingga mereka merasa santai dan nyaman dalam menyelenggarakan live musik untuk tamu kafe karaoke.
“Kami juga telah ditegur oleh ketua RW untuk mengecilkan volume musik agar tidak mengganggu kenyamanan warga yang tengah beristirahat,” ujarnya.
Bahkan pihak kafe juga telah memberikan bantuan sembako sebanyak 30 bungkus untuk dibagikan ke warga sekitar yang telah diserahkan ke ketua RW setempat.
Namun warga mengaku tidak pernah tahu menahu terkait izin tersebut, apalagi adanya bantuan sembako untuk warga sekitar kafe. Ketua RT yang berada di lokasi juga mengaku tidak pernah diajak berkoordinasi oleh pihak RW terkait izin dan pembagian sembako tersebut.
Ketua RW kemudian dihadirkan dalam kericuhan tersebut dan diminta untuk memberikan penjelasan. Ketua RW Jagalan mengaku bahwa sudah menerima permintaan izin dari kafe dan telah membagikan 30 bungkus sembako tersebut ke warga.
Namun warga tetap mengaku tidak pernah menerima sembako tersebut. Setelah live musik berhenti, warga kemudian meninggalkan kafe karaoke. Namun sebagian warga masih tetap berjaga di jalan masuk kampung yang berdekatan dengan lokasi kafe.
Mereka berjanji akan kembali mendatangi kafe jika aktivitas serupa kembali dilaksanakan, karena suara keras dan bising musik sangat mengganggu kenyamanan kampung jagalan.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait