BLORA, iNews.id - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Blora, Jawa Tengah, akhirnya berhasil mengungkap kasus kematian seorang bocah sekolah dasar (SD) yang awalnya dilaporkan meninggal usai terjatuh dari kursi di rumahnya pada Sabtu (10/9/2022) lalu. Ternyata, bocah itu menjadi korban pembunuhan oleh ayah tirinya.
Kasat Reskrim Polres Blora AKP Supriyo mengatakan, terduga pelaku ditangkap pada Jumat (21/20/2022) sekitar pukul 14.00 WIB.
Saat ditangkap dan dilakukan interogasi, kata dia, awalnya pelaku tidak mengakui perbuatannya hingga akhirnya ia mengaku.
"Kemudian kita bawa ke Polres dan dilakukan pemeriksaan. Malamnya pukul 00.30 WIB, kita lakukan penahanan," katanya saat dikonfirmasi, Minggu (23/10/2022).
Sebelumya, kematian bocah ini sempat membuat warga di Blora geger. Sebab, korban disebut meninggal akibat jatuh dari kursi di depan pintu kamar mandi di area dapur rumah orang tuanya, pada Sabtu malam.
Kematian bocah itu pun mendadak menjadi buah bibir warga sekitar, lantaran kematiannya diduga ada kejanggalan karena di tubuhnya penuh luka.
Kejanggalan itu dilontarkan oleh seorang saksi bernama Sumadi, yang memandikan jenazah sebelum dimakamkan.
"Waktu itu orang tua korban meminta kepada yayasan Budi Dharma untuk merawat kematian anaknya sekitar jam 22.00 WIB," kata Sumadi saat ditemui wartawan tiga hari setelah kematian korban, Selasa (13/10/2022).
Menurut Sumadi, ketika sampai di rumah duka, mayat korban belum tiba, ia pun menunggu sejenak bersama rombongan. Tak berapa lama terdengar suara sirene ambulans dari rumah sakit umum dr Soetidjono Blora, yang membawa jenazah korban.
Jenazah korban dibawa oleh orang tuanya sendiri ke dalam rumah duka. Kemudian Sumadi mau memandikan jenazah korban karena selama ini dialah yang selalu memandikan mayat saat ada orang meninggal beragama Kristen.
Seperti biasa, sebelum dimandikan, mayat di foto untuk di dokumentasikan, namun sempat terjadi keributan lantaran ayah korban yang ternyata ayah tiri melarang untuk mengambil foto ataupun video.
"Gak usah di foto atau di video, biar tak mandikan sendiri saja," cerita Sumadi menirukan ayah tiri korban.
Sumadi dan rombongan mulai ada kecurigaan dan cekcok dengan ayah tirinya
"Kamu sudah memanggil Budi Dharma ke sini, kalau tidak boleh memandikan sekalian saja pemakamannya kamu yang ngurusin, kami tak pulang. Bapaknya lalu diam," kata Sumadi.
Setelah ditunggu beberapa saat, Sumadi pun masuk lagi ke dalam rumah menanyakan kepada ayah tirinya, apa sudah boleh dimandikan jenazahnya, ayahnya lalu membolehkan.
"Setelah saya buka semua, saya kaget, yang saya lihat ada darah keluar dari mulut dan hidungnya. Setelah tak mandikan baru kelihatan dahinya ada benjolan sudah membiru. Saya penasaran jatuh dari kursi kok bisa langsung meninggal,saya raba lagi di bagian kepala gak ada yang luka. Tapi ada rambut yang rontok seperti ditarik jatuh di dada, di bagian kanan kiri perut ada luka memar, dan di leher bawah telinga juga ada dua titik kehitaman, " jelasnya.
Ia mengaku baru kali ini memandikan jenazah dengan tubuh penuh luka.
"Saya sempat menangis, karena puluhan tahun memandikan jenazah, baru kali ini melihat luka sebanyak itu, dalam hati saya kalau penyebabnya jatuh dari kursi, kok lukanya seperti ini," pungkasnya.
Editor : Candra Setia Budi
Artikel Terkait