JAKARTA, iNews.id – Penolakan terhadap Lesbian, Gay, Bisexsual dan Transgender (LGBT) terus terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Terlebih setelah Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mengatakan ada lima fraksi di DPR yang mendukung LGBT dan pernikahan sejenis.
Pembina Paguyuban Keluarga Besar Boyolali, Jawa Tengah (Jateng), yang juga anggota DPR dari Fraksi Golkar Endang Srikarti Handayani mengatakan, LGBT sudah menodai nilai-nilai Pancasila. Bahkan menurutnya, LGBT tidak pantas berada di Indonesia.
“LGBT tidak pancasilais. Itu tidak patut dalam agama karena bisa menjadi mungkar semua. Bukan hanya manusia tapi Tuhan akan marah. Itu tidak kelaziman sehingga seharusnya tidak ada di Indonesia, kalau di luar negeri mungkin iya. Kita harus kembali kepada Pancasila,” ujarnya di Wisma Mas Isman, Minggu (21/1/2018).
Dia menjelaskan salah satu dampak dari perilaku menyimpang tersebut yaitu terkena Human Immunodeficiency Virus/"Acquired Immuno Deficiency Syndrome" (HIV/AIDS). Menurut data yang dimilikinya, sejak 2015 hingga 2017 penderita di Boyolali mencapai 423 orang. “Selain dari pengguna narkoba, penularan HIV/AIDS juga menular karena perilaku berhubungan seks sesama jenis,” katanya.
Endang mengatakan, dari data yang didapat dari Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Boyolali, ada 423 jumlah penderita HIV. Dari jumlah tersebut, 83 orang di antaranya meninggal dunia. Kasus terbanyak di wilayah Kecamatan Boyolali Kota yakni 29 pasien, disusul Ampel 25 pasien dan Mojosongo serta Banyudono masing-masing 19 pasien. Penderita HIV mayoritas kaum laki-laki, yakni sekitar 61 persen.
Endang mengimbau kepada seluruh masyarakat khususnya warga Boyolali agar menjaga keimanannya supaya terhindar dari hal-hal yang dilarang agama. Karena menurutnya, LGBT sudah menyalahi kodrat sebagai manusia.
“Kalau hewan tidak punya naluri untuk asas kepatutan, tapi manusia punya. Oleh karena itu kita harus perbanyak beribadah mendekatkan diri ke Tuhan. Selain itu, sebaiknya keluarga juga memberikan pendidikan seks sejak kecil, supaya mempunyai pengetahuan mana yang baik dan mana yang tidak," ujarnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait