REMBANG, iNews.id – Massa aksi yang mengatasnamakan Aliansi Pemuda Rembang Peduli Indonesia, menggelar aksi demo di kawasan alun-alun Rembang, Rabu (9/9/2020). Mereka menentang keras gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang sempat dideklarasikan di Jakarta, Bandung, Semarang dan beberapa daerah lain.
Koordinator aksi, Sunarto menganggap Indonesia belum perlu diselamatkan. Menurutnya, persatuan dan kesatuan tetap terjaga. Selain itu, masyarakat juga masih bisa beraktivitas.
Saat ini semua orang fokus penanganan pandemi Covid-19. Wabah ini menjalar ke seluruh negara dan harus diatasi bersama-sama dan jangan menjadi alasan untuk menjatuhkan pemerintahan.
“Kami merasa terusik, manakala muncul kata-kata Indonesia perlu diselamatkan. Kami sebagai pemuda ikut terpanggil, turun menggelar aksi," ucapnya.
Sunarto mengaku sempat menerima informasi seorang tokoh dari Kabupaten Rembang akan menghadiri deklarasi KAMI di Solo. Dia pun turun ke alun-alun Rembang, sebagai upaya untuk menangkal gerakan KAMI masuk ke wilayah tersebut.
“Kita nggak tahu beliau jadi datang atau tidak ke Solo. Kami khawatir Rembang akan muncul deklarasi KAMI. Sebelum hal itu terjadi, kita lakukan gerakan penolakan, “ ucap Sunarto.
Dalam aksi tersebut, Aliansi Pemuda Rembang Peduli Indonesia menyuarakan pernyataan sikap:
1. Indonesia saat ini dalam keadaan kondusif, pemerintahan berjalan dengan baik dan Pancasila tetap kokoh sebagai dasar negara.
2. Pemerintah di bahwa kepemimpinan Presiden Joko Widodo telah dan sedang berupaya meningkatkan perekonomian negara di tengah pandemi Covid-19 dan tantangan lainnya, sehingga apa yang menjadi tuntutan KAMI tidak berdasar dan tidak jelas.
3. Rembang khususnya merupakan kabupaten dengan mayoritas masyarakat santri dan agamis, dengan suasana aman tentram, menjunjung tinggi ideologi Indonesia.
4. Aliansi Pemuda Rembang Peduli Indonesia tidak menginginkan hadirnya gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Kabupaten Rembang yang bisa mengganggu kondusivitas Kabupaten Rembang menyambut Pilkada 2020.
Usai membacakan pernyataan sikap, massa membubarkan diri, di bawah pantauan belasan aparat kepolisian dari Polres Rembang.
Sebelumnya, KAMI yang dipimpin sejumlah tokoh, seperti satunya mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, mantan ketua umum Muhammadiyah Din Syamsudin dan mantan ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY Rochmat Wahab.
Ketua Komite Eksekutif KAMI, Ahmad Yani membantah pihaknya mengambil sikap oposisi terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo. Yani menyebut terbentuknya KAMI bukan untuk politik praktis, tetapi sebagai wujud dorongan kepada pemerintah, agar Indonesia bangkit dari keterpurukan.
“Kita sangat khawatir bahwa perahu Indonesia akan tenggelam sebelum 2024," katanya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait