KENDAL, iNews.id – Ribuan warga dari berbagai kota ziarah makam wali dan ulama di Bukit Jabal, Desa Protomulyo Kaliwungu Kabupaten Kendal, Minggu (8/5/2022). Ziarah makam ini bagian dari tradisi syawalan yang dua tahun sempat ditiadakan karena pandemi Covid-19.
Warga berharap berkah dan meneladani wali serta guru yang menyebarkan agama Islam di pantura. Selain berziarah, tradisi syawalan ini juga sebagai wahana mengenal perkembangan Islam melalui wisata religi di sekitar kompleks makam ini.
Tidak hanya makam kiai guru, di kompleks Bukit Jabal ini juga ada makam Sunan Katong, Wali Musyafa, Pangeran Juminah, Pakuwaja dan banyak lagi wali penyebar agama Islam di pantura.
Tradisi tahunan ini menjadi sarana untuk melestarikan budaya dan berziarah ke makam wali. Tradisi ini awalnya hanya peringatan wafatnya para ulama dan wali yang menyebarkan agama Islam di pesisir Pulau Jawa khususnya Kendal.
Tradisi dan budaya Islam Jawa sebagai penghormatan kepada makam-makam orang suci baik ulama atau kiai ini terus dikembangkan dan dijadikan wisata religi.
Warga rela berjalan kaki lima kilometer menaiki bukit menuju kompleks makam Aulia Kaliwungu. Di kompleks makam Kiai Asy'ari pendiri Masjid Besar Kaliwungu, ribuan peziarah ini rela berdesakan dan menunggu giliran masuk ke komplek makam.
Bagi yang tidak ingin berdesakan, warga rela duduk di luar kompleks makam dan memanjatkan doa. Tokoh masyarakat Kaliwungu yang juga mantan Bupati Kendal Mirna Annisa mengatakan mendatangi makam-makam para wali dan ulama ini untuk menghormati serta mengharapkan berkah.
Warga biasanya datang secara rombongan dan memanjatkan doa di makam kiai guru yang mendirikan Masjid Al Muttaqin Kaliwungu Kendal. “Tradisi syawalan di Kaliwungu ini dijadikan agenda tahunan,” katanya.
“Karena dua tahun syawalan diadakan sekarang sudah diperbolehkan maka para peziarah sejak hari rabu sudah banyak yang datang,” kata Kades Protomulyo, Jumarno.
Sementara, penjabat Sekda Kendal Sugiono berharap tradisi dan budaya warga Kaliwungu ini terus dijaga dan dilestarikan. “Selain bentuk silaturahmi juga mampu membangkitkan ekonomi warga, setelah pandemi karena banyak pedagang yang mengalap berkah dari tradisi ini,” ujarnya.
Penyelenggara kegiatan syawalan Kiai Asroi Tohir menyampaikan pihaknya tetap koordinasi dengan pemerintah daerah agar pelaksanaan tradisi ini bisa berjalan aman dan nyaman.
Sementara ulama Kaliwungu KH Sholahudin Khumaidullah mengatakan tradisi syawalan adalah khaul Kiai Asy’ari atau kiai guru. “Dalam tradisi ini selain pembacaan Alquran juga berziarah ke makam untuk mendoakan,” katanya.
Tradisi syawalan di Kaliwungu ini semakin ramai dan meriah dengan banyaknya pedagang tiban yang menggelar dagangan di kompleks makam dan Alun-alun Kaliwungu.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait