SLAWI, iNews.id - SMK At Tholibiyah Muncanglarang, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mewajibkan siswinya menggunakan cadar saat berada di lingkungan sekolah.
Kewajiban pemakaian cadar tersebut sudah diterapkan sekolah yang berada di komplek Pondok Pesantren (Ponpes) At Tholibiyah sejak setahun lalu. Aturan sekolah itu pun kemudian menjadi viral di media sosial.
Pihak sekolah beralasan kewajiban pemakaian cadar untuk menghindari interaksi langsung dengan siswa laki-laki yang bisa berakibat pada pergaulan bebas.
“Kami atas nama pengasuh ponpes dititipi banyak anak dari wali-wali santri. Mereka sudah besar-besar. Inisiatif kami pakai cadar baru satu tahun. Awalnya kami menajir atau menghukum anak yang ketahuan berpacaran. Setelah hukuman itu tidak ada lagi santri yang berhubungan dengan santri laki-laki,” tutur Pengasuh Ponpes At Tholibiyah, Habib Muhammad Bin Toyib Alatas kepada iNews.id, Rabu (1/11/2017).
Kewajiban penggunaan cadar itu ternyata dinilai menyalahi aturan Permendikbud Nomor 45 Tahun 2014. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Tegal melayangkan teguran kepada sekolah dan yayasan ponpes tersebut.
Berdasarkan Permendikbud tersebut, seluruh siswa tingkat SD hingga SMA/SMK wajib mengenakan seragam sekolah yang jenis, model dan warnanya sama dan berlaku secara nasional.
“Ya, kami sudah terima teguran itu. Kami pun akhirnya sepakat dengan Dikpora bahwa aturan cadar di sekolah dilepas. Sebab kami takut kalau kami kekeh nanti kami dinilai menolak dan dianggap radikalisme. Padahal, kami menentang paham radikalisme,” kata Habib.
Habib mengatakan, penggunaan cadar tetap diwajibkan bagi santri termasuk siswa SMK di luar kegiatan pelajaran di dalam kelas, seperti saat berada di lingkungan pondok maupun saat pulang ke rumah wali santri.
Meski kewajiban pemakaian cadar di lingkungan sekolah dicabut, sebagian besar siswi masih mengenakan penutup wajah. Mereka mengaku sedih karena tidak boleh memakai cadar saat kegiatan belajar di kelas, apalagi selama hampir satu tahun memakai cadar.
“Sudah nyaman sih pakai cadar, karena kami terhindar dari pandangan teman laki-laki. Kami juga merasa malu jika harus melepas cadar,” ucap Neni Zubaidah, siswi Kelas X SMK At Tholibiyah.
Editor : Kastolani Marzuki