get app
inews
Aa Text
Read Next : Hujan Ekstrem Bakal Landa Jateng Sepekan ke Depan, Ini Imbauan BMKG

12 Upacara Adat Jawa Tengah, Ada Ruwatan Mengusir Hawa Jahat Buto Ijo

Senin, 08 Agustus 2022 - 16:59:00 WIB
12 Upacara Adat Jawa Tengah, Ada Ruwatan Mengusir Hawa Jahat Buto Ijo
Upacara adat Jawa Tengah merupakan tradisi yang hingga kini masih dilestarikan oleh masyarakat. (Foto: Antara).

JAKARTA, iNews.id - Upacara adat Jawa Tengah merupakan tradisi yang hingga kini masih dilestarikan oleh masyarakat. Upacara adat Jawa Tengah cukup menarik untuk diketahui. 

Provinsi Jawa Tengah dikenal memiliki banyak sekali tradisi yang hingga kini masih tetap dilestarikan. Tradisi merupakan kebudayaan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. 

Kebudayaan ini dapat berbagai macam, mulai dari yang berkaitan dengan kebiasaan, adat istiadat hingga berhubungan dengan keagamaan.

Tradisi akan terus berjalan jika masyarakat tetap melestarikan dengan cara terus melakukannya. Namun, jika tidak dilakukan, tradisi tersebut akan menghilang dengan sendirinya atau punah. 

Berikut tradisi Jawa Tengah yang hingga kini masih tetap dilakukan :

1. Tradisi Wetonan

Wetonan dalam bahasa Jawa memiliki arti keluar. Namun,  wetonan yang dimaksud di sini berhubungan dengan kelahiran orang.

Tradisi wetonan merupakan upacara yang dilakukan guna menyambut bayi yang baru lahir. Tradisi wetonan supaya nantinya bayi tersebut terhindar dari bahaya dan bisa mendapatkan rezeki serta keberuntungan yang lebih.

2. Upacara Ruwatan

Ruwatan merupakan salah satu upacara adat yang cukup populer di Indonesia. Upacara adat dari Jawa Tengah ini merupakan sarana yang dilakukan untuk membebaskan atau menyucikan diri manusia dari dosa serta kesalahan yang pernah diperbuatnya. 

Upacara ruwatan masih dilestarikan hingga sekarang sebagai tradisi Jawa Tengah. Contohnya, di daerah Dieng Wonosobo, bagi anak-anak yang memiliki rambut ikal gimbal biasanya dianggap mirip dengan buto ijo sehingga harus diadakan upacara ruwatan. 

Hal ini dilakukan untuk mengusir hawa jahat serta hal-hal buruk yang dibawa oleh buto ijo.

3. Larung Sesaji 

Upacara adat Jawa Tengah yang hingga kini masih dilakukan, yaitu Larung Sesaji. Tradisi ini, terutama di Kediri dilakukan setiap peringatan hari jadi Kota Kediri. Upacara biasanya berlangsung menjelang siang hari di tepian Sungai Brantas, tepatnya di bawah Jembatan Brawijaya. 

Larung Sesaji, yaitu menghanyutkan sepotong kepala lembu dan bebek ke Sungai Brantas, kemudian diikuti dengan Labuh Bumi. Sementara, Labuh bumi merupakan tiga tumpukan raksasa yang berisi berbagai macam hasil bumi, umumnya adalah pala kependhem/polo pendem (berupa umbi-umbian), sayur-sayuran, dan nasi kuning. 

Sajian di dalam tampah besar ini nantinya akan diperebutkan oleh seluruh masyarakat yang menghadiri upacara adat tersebut.

4. Tingkeban 

Upacara adat Jawa Tengah yang hingga kini masih lestari, Tingkeban atau mitoni merupakan tradisi turun-menurun. Secara sosial dan budaya, mitoni menjadi salah satu sarana yang digunakan untuk menghilangkan kecemasan seorang ibu pada saat mengandung bayi.  

Upacara ini biasanya dilakukan saat ibu hamil sedang mengandung bayi tujuh bulan. Salah satu artis yang mengadakan ritual ini, yaitu Nella Kharisma dan Dory Harsa. 

Menariknya, dalang Ki Manteb Soedharsono ikut berpartisipasi dalam acara spesial mereka dengan mengusap kepala pasangan suami istri itu.

5. Tradisi Popokan

Tradisi Jawa Tengah yang satu ini hingga sekarang masih tetap dilakukan. Tradisi popokan merupakan upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat di Semarang. 

Tradisi ini dilakukan dengan cara melempar lumpur pada saat hari Jumat Kliwon pada Agustus. Tradisi popokan mulai dilakukan oleh masyarakat daerah Beringin, tapi sekarang dilakukan oleh banyak masyarakat di daerah Semarang. 

Masyarakat setempat melakukan tradisi ini dengan tujuan untuk menghilangkan kejahatan serta tolak bala yang ada di daerah tempat tinggal mereka.

6. Padusan

Upacara adat Jawa Tengah yang berikutnya, yaitu Padusan. Padusan merupakan tradisi yang dilakukan ketika bulan Ramadhan tiba. Nama Padusan berasal dari kata Adus yang berarti mandi. Tradisi padusan dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan diri baik secara jiwa maupun raga supaya siap dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan yang suci.

Upacara adat ini merupakan salah satu budaya peninggalan dari Walisongo ketika menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Pada saat itu, Walisongo menyatukan budaya Jawa yang memiliki gaya dominan Hindu dengan budaya Islam sehingga terlahirlah upacara padusan.

Upacara ini biasanya dilakukan bersama-sama dalam satu sungai sehingga padusan selalu memiliki suasana yang gembira dan ramai.

7. Tradisi Syawalan

Tradisi syawalan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan selama tujuh hari setelah merayakan hari raya Idul Fitri. Masyarakat setempat menjuluki tradisi syawalan dengan nama tradisi lebaran ketupat karena tidak seperti daerah lainnya di Indonesia yang menyajikan ketupat pada saat hari raya Idul Fitri. 

Masyarakat Jawa Tengah justru menyajikan nasi kuning saat lebaran. Kuliner ketupat baru akan disajikan pada saat tradisi syawalan.

8. Tradisi Sadranan

Upacara adat Jawa Tengah yang berikutnya, yakni tradisi sadranan atau yang lebih dikenal dengan nyadran. Tradisi ini biasanya dilakukan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Tradisi sadranan dilakukan dengan cara menggelar doa untuk para leluhur serta kerabat yang sudah meninggal supaya dosa-dosa mereka diampuni dan amal baiknya diterima dengan baik.

Tradisi ini dilakukan dengan cara merapikan dan membersihkan makam serta membuat kue tradisional seperti kue apem, kolak, dan ketan yang nantinya akan dibagikan kepada para kerabat.

9. Kenduren

Istilah kenduren tentunya tak asing lagi bagi beberapa orang yang tinggal di tanah Jawa. Kenduren atau yang lebih sering dikenal dengan nama Selametan ini merupakan sebuah kegiatan dimana diadakan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama atau kepala suku.

Pada zaman dahulu, di upacara Kenduren selalu disajikan sesaji sebagai persembahan. Setelah dilebur bersama dengan budaya Islam, kenduren berubah dari menyiapkan sesaji menjadi acara makan bersama setelah acara doa selesai dilakukan.

10. Tradisi Brobosan

Tradisi Jawa Tengah yang berikutnya yaitu tradisi brobosan. Tradisi ini dapat dikatakan cukup unik dan masih dapat dijumpai hingga kini karena memang sudah menjadi kebiasaan atau adat istiadat yang selalu dilakukan.

Tradisi brobosan merupakan tradisi di mana ketika ada saudara atau kerabat yang meninggal, kita harus menerobos melewati bawah jenazah. Jadi, nantinya jenazah harus diangkat dengan tandu atau peti matinya harus diangkat tinggi.

Kemudian, anak dan cucu dari orang yang sudah meninggal tersebut diharuskan untuk menerobos ke bawah kolong melewati jenazah. Hal ini harus dilakukan sebanyak tiga kali. Tujuannya untuk menghormati kepergian jenazah dan mengikhlaskan kepergiannya.

11. Upacara Tedak Siten

Tradisi Jawa Tengah yang satu ini dapat juga dijumpai di daerah Jawa Timur. Upacara Tedak Siten merupakan tradisi yang dilakukan oleh orang tua saat anaknya sudah menginjak usia tujuh bulan.

Upacara ini juga dikenal dengan nama upacara turun tanah karena bertujuan untuk mengenalkan kepada anak tanah yang dia pijak.

Upacara dilakukan di pagi hari sesuai dengan tanggal dan hari kelahiran anak. Tradisi tedak siten selalu dilengkapi dengan aneka kuliner yang disajikan seperti nasi kuning, jenang boro-boro, dan masih banyak lagi.

12. Mubeng Beteng

Upacara adat Jawa Tengah yang berikutnya, yaitu Mubeng Beteng. Tradisi ini selalu dilakukan pada malam satu suro sehingga sering dinamakan dengan nama tradisi malam satu suro.

Tradisi Jawa Tengah ini ada di Yogyakarta dan dilakukan dengan cara mengelilingi benteng atau keraton Yogyakarta. Kegiatan dilakukan sebagai simbol dari refleksi serta intropeksi diri. 

Saat melakukan mubeng beteng, kalian tak boleh berbicara dan makan atau minum selama melakukannya hingga rangkain upacara selesai dilakukan.

Itulah beberapa tradisi Jawa Tengah yang hingga saat ini masih ada dan terus dilestarikan. 

Editor: Kurnia Illahi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut