get app
inews
Aa Text
Read Next : Tradisi Weh-Wehan di Kaliwungu Kendal, Lebaran Maulud yang Dinanti Warga

237 Hektare Padi dan Jagung Gagal Panen, Petani Kendal Rugi Ratusan Juta Rupiah

Sabtu, 31 Agustus 2019 - 03:39:00 WIB
237 Hektare Padi dan Jagung Gagal Panen, Petani Kendal Rugi Ratusan Juta Rupiah
Ketua Gapoktan Kendal, Tardi menunjukkan tanaman padi milik petani yang puso akibat kemarau panjang. (Foto: iNews.id/Eddie Prayitno)

KENDAL, iNews.id - Sebanyak 237 hektare (ha) tanaman padi dan jagung di Kabupaten Kendal, Jateng gagal panen akibat kemarau yang berkepanjangan.

Akibat kondisi itu, petani mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Mereka pun hanya bisa pasrah dengan kondisi tersebut. 

Dari data Dinas Pertanian Kendal, 237 ha tanaman padi dan jagung yang gagal panen itu tersebar di lima kecamatan yakni, Rowosari, Sukorejo, Kangkung, Patebon dan Brangsong.

Di Sukorejo, tercatat ada 25 ha tanaman jagung yang mengalami gagal panen, Rowosari (50 ha), Patebon (4 ha), dan Kangkung (49 ha), serta Brangsong (10 ha).

Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kendal, Pandu Rapriat Rogojati mengatakan, upaya yang dilakukan mengatasi gagal panen itu dengan cara meminjami pompa mesin disel. Namun karena debit air yang sangat kecil sehingga tanaman padi tidak tertolong.

“Agar tidak terulang kembali, kami (Dinas Pertanian Pangan) bekerja sama dengan Dinas PUPR akan melakukan pengerukan saluran irigasi menggunakan alat berat. Sebab, sedimentasinya tinggi sehingga air tidak bisa mengalir sampai sawah,” katanya, Jumat (30/8/2019).

Pandu juga mengimbau pada petani agar ikut mengasuransikan tanaman padinya, sehingga ketika terjadi gagal panen. “Minimal untuk biaya garap sawah bisa tertutup, namun kesadaran petani sangat kurang untuk ikut asuransi usaha tani padi atau AUTP,” katanya.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Kendal, Tardi mengatakan, di Kecamatan Patebon sebenarnya tidak hanya ada empat hektare tanaman padi yang puso, bahkan lebih.

Di wilayah Bangunrejo puluhan tanaman padi sudah kering karena tidak ada air. Petani berharap pemerintah bisa ikut menanggulangi atas kerugian para petani.

“Dalam satu hektare, bisa keluar tujuh ton gabah basah, namun saat kekeringan ini satu ton saja tidak keluar, sehingga para petani mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah,” katanya.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut