25 Jembatan Membentang di Ruas Jalan Tol Semarang-Solo, Begini Perawatannya
SEMARANG, iNews.id – PT Trans Marga Jateng (TMJ) melakukan pemeliharaan rutin 25 jembatan di sepanjang ruas jalan Tol Semarang-Solo. Itu dilakukan guna mendukung kelancaran mobilitas barang dan jasa serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah.
Terdapat 25 jembatan membentang di ruas jalan Tol Semarang-Solo yang harus dilakukan perawatan secara rutin. Ke-25 jembatan tersebut yakni Jembatan Tembalang Junction, Banyumanik I, Banyumanik II, Gedawang, Susukan, Penggaron, Kali Tinalun, Lemah Ireng I, Lemah Ireng II, Tuntang.
Kemudian Kauman Kidul, Sanjoyo, Kali Kendeng dan Serang, Kali Cemoro, Kali Butak, Kali Cengger 1, Kali Bendo, Kali Kiringan, Kali Putih 1, Kali Putih 2, Akses Road Kali Putih, Sungai Grenjeng, Sungai Putih, Sungai Plered dan Sungai Pepe.
Jembatan yang dibangun dengan tipe struktur gelagar ini mempunyai panjang yang bervariatif, mulai dari panjang 35 meter pada jembatan Kali Kiringan hingga yang terpanjang 879 meter pada jembatan Lemah Ireng I. Sedangkan lebar jembatan tersebut mulai dari 23,6 meter hingga 24,2 meter.
Direktur Utama PT TMJ, Denny Chandra Irawan, mengatakan metode perawatan pada jembatan yang dilakukan secara rutin agar jembatan lebih awet dan tahan lama.
Jembatan di ruas jalan Tol Semarang-Solo dirancang untuk mampu menahan beban maksimal seberat 70 ton dengan umur rencana hingga usia 100 tahun.
“Selama ini selalu dilakukan inspeksi jembatan secara rutin yang dilakukan oleh inspektor lapangan secara visual dan menggunakan metode Unmmaned Aerial Vehicle (UAV) atau Drone,” kata Denny dalam siaran pers, Selasa (29/6/2021).
“Jika ditemukan kondisi jembatan dengan performa yang menurun, maka perbaikan segera dilaksanakan untuk mempertahankan Level of Service jembatan," katanya.
Perbaikan pada jembatan dikelompokan menjadi tiga berdasarkan kondisinya, mulai dari perbaikan rutin seperti penambalan retak, perbaikan lubang dan perawatan sambungan jembatan. Kemudian perbaikan berkala, yaitu penggantian bearing pad, penggantian expansion joint, dan yang terakhir adalah perbaikan khusus.
Perbaikan khusus dilaksanakan bila ditemukan kerusakan yang dapat mempengaruhi integritas struktur jembatan dan berdampak pada keselamatan pengguna jalan seperti terjadi longsor pada tebing lereng di sekitar pondasi jembatan, maupun penurunan pergerakan pada pondasi jembatan.
Pakar Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan manfaat infrastruktur yang kuat untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan berkendara.
“Perlu dicermati, bahwa kualitas jalan dan jembatan harus tetap dipertahankan. Tidak hanya sebagai pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Badan Usaha Jalan Tol, namun lebih kepada menjaga faktor keselamatan dan kenyamanan bagi pengguna jalan”, kata Djoko.
“Di sisi lain, disiplin dalam berkendara juga harus diperhatikan. Bagi para pengendara truk bermuatan, lebih harus mengindahkan kaidah-kaidah yang berlaku terkait beban demi kepentingan bersama. Selain itu, bisa dimungkinkan untuk pemberian tarif khusus bagi transportasi umum dan truk yang tidak Overload dan Over Dimension (ODOL),” ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni