27 Puisi tentang Ramadhan 2025 yang Mendamaikan Hati
JAKARTA, iNews.id - Membaca puisi tentang Ramadhan 2025 bisa jadi salah satu cara untuk mengetahui keistimewaan bulan suci tersebut.
Bulan Ramadhan merupakan salah satu bulan yang selalu dinanti-nantikan oleh umat Islam dari seluruh dunia.
Pada bulan yang istimewa ini, terdapat banyak kemuliaan dan keberkahan yang diberikan oleh Allah SWT.
Membaca puisi Ramadhan bisa jadi salah satu cara banyak orang untuk menyambut bulan suci Ramadhan.
Tak hanya sekedar fiksi, puisi Ramadhan juga mengandung makna dan pesan yang mendalam. Diharapkan pembacanya akan mengerti mengenai keistimewaan Ramadhan.
Melansir berbagai sumber, Sabtu (22/5/2025) berikut contoh puisi tentang Ramadhan 2025.
Karya: Seftiyani
Suara adzan indah berkumandang
Mengalahkan dahaga melepas kegelisahan
Senyum tersungging menyapanya
Menunggumu setiap senja
Apa yang kutunggu?
Malamku kembali menghadap-Mu
Mulutku bergumam menyeru-Mu
Mata tertunduk menghafal Surah-Mu
Tangan cekatan memilin tasbih
Menghadapkan doa dari penantianku
Kembali apa yang kutunggu?
Tangisku kini memecah kepiluan
Isakku sekat menyayat sendu
Sepi kelam di rantau orang
Aku termangu menatap kerinduan
Menanti pelukkan dan kasih sayang
Ya Rabb-ku,
Dari pengharapan ini aku berserah pada-Mu
Sebuah penantian yang tak bertepi
Namun, bawalah doa ini
Kirimkan pada semilir angin sampaikan padanya
Sebuah kerinduan ingin bersua
Karya: Siamir Marulafau
Hanya meneteskan air mata beku
Di keheningan malam Ramadhan terbentang
Di kala malaikat turun dari Arasy-Nya
Daun-daun bertasbih...
Pohon-pohon bertumbangan
Air laut berubah jadi tawar
Lara tersanjung dengan aroma-Mu
Sampai fajar menanti mat-Mu
Mengukir dosa-dosa terampunkan
Di sisi-Mu berzikir selalu
Menggapai mahligai berbintang emas
Karya: Siamir Marulafau
Pilar-pilar mesjid bertasbih
Kubah terbentang
Pintu surga menyambut
Doa lailatul qadar melantun
Air terjun tercengang
Tak akan mengalir lagi
Bumi terbelah
Pohon-pohon sujud
Neraka menangis
Aku tak akan memanas
Di kala zikir membiaskan sinar
Rahmat-Nya mengukir surga
Karya: Srie Astuty Asdi
Selayak cahaya malam seribu bulan
Pancaran penembus jiwa di keremangan
Memanggil hati-hati perindu ampunan
Seruan seorang hamba mendoa pada Tuhan
Doa-doa meluah menukik belahan langit
Di atas tangan-tangan tengadah yang menjerit
Mengetuk pintu-pintu memohon tobat
Melalui sayap-sayap putih para malaikat
Ramadan, sepenuh kemuliaan menggenggam kasih
Membawa magfirah dalam sujud tarawih
Pembuka jalan bagi dosa-dosa berselisih
Tuk kembali kepada fitrah sarat asih
Pada hamparan permadani suci
Kulafalkan segala kotoran hati
Berharap Engkau bersihkan dari muka bumi
Entaskan surga di raga, semisal nirwana nan abadi
Karya: Aminah Tresno
Telah datang Ramadhan
Kami bergembira
Memenuhi selaksa asa
Membarukan tekad dan iman kami
Tarawih di malamnya menahan di siangnya
Bertadarus suntuk dengan keluarga
Kedamaian yang Kau Bawa kepada kami
Karya: Nafa Azizah
Surya bersinar di timur cakrawala
Memuai awan membelah lautan
Waktu yang silih berganti
Menuju hari kancap rahmat dan suci
Diri...
Yang kini terbelenggu
Amarah, dosa, dan nafsu
Tak kuasa menatap pada-Mu
Lelehan air di pelupuk mata
Tak mampu gantikan kirana nikmat-Nya
Engkau tutupi aib hamba
Hingga buta tuk bersujud pada-Mu
Hingga hamba tuli tuk mendengar suara agung-Mu
Kini...
Dengan bulan yang suci ini
Dengan segala ampunan dan Kuasa-Mu
Hamba kembali ke tuah Tuhan
Dan membuka mata
Demi menapak kaki
Di tanah suci
Karya: Imanta Alifia Octavira
Di kala malam yang hening
Gemerlap rindu menerka hati
Rindu akan berkah senja menguras air mata
Rindu suara adzan menyejukkan dahaga
Berjuta jiwa mengharap kehadiranmu
Kau kah itu bulan kerinduan?
Kau kah Ramadhan?
Atas izin Allah membawa ladang harapan penuh keimanan
Kini jarak meraba
Hingga pada akhirnya kepergianmu di depan mata
Dapatkan keindahanmu selalu dalam dekapan?
Menghiasi relung hati yang teramat dalam
Seuntai doa membasahi lisan
Secercah harapan sepertiga malam
Harapan hembusan nafas yang mengalahkan pedihnya jarak
Keagungan Sang Maha Cinta yang dapat menyatukan
Karya Muhamad Alyudin
Menyongsong mentari di timur pagi
Udara membelai memanjakan diri
Pasukan kuli berkarya di meja tak berkaki
Menciptakan bangunan penuh inovasi
Perlahan tapi pasti
Batu bara dirangkainya dengan hati-hati
Dari dasar tembok yang rendah
Hingga membentuk tembok yang tinggi dan gagah
Dari bawah hingga bagian atap
Para kuli bekerja secara bertahap
Semakin hari karyanya semakin bertingkat
Tingkatannya berjulang tinggi dan kuat
Kuli bangunan, analogi untuk bertingkat
Tingkatkan terus kebaikan dengan penuh semangat
Bertingkat, cara kerja kuli bangunan
Meningkat, cara kerja diriku pada kebaikan di bulan Ramadhan
Karya: Putri Pari
Seperti awan yang terbuai rindu bumi
Setetes tangis selalu dia beri
Sebagai kata yang tersimpan rapi
Ramadhan datang dengan suci
Sajadah tergelar
Hilangkan rasa mungkar
Tafakur walau terasa sukar
Menjadikan kita orang yang sadar
Ilalang menari dalam hujan lagu dari ranting
Daun-daun gugur termamah kering
Aku pada-Mu Esa yang terpuja
Seperti cinta langit pada Mayapada
Tuhan...
Hadirlah pada tubuh di Ramadhan
Pada kuasa-Mu ku peluk nasuha Ya... Tuhan
Menunggu-Mu dalam tasbih tertangan
Karya: Sahabila Khoirunnisa
Lembutmu kembali menyapa
Sejukmu tak hilang terusik senja
Melunakan hati yang telah mengeras
Melegakan qalbu dalam dahaga rindu
Ramadhan,
Biarkan hawamu menghembus
Menyapu alfa hamba pendosa
Mengusap derita insan bernoda
Terindu hembusanmu
Pahala dalam tiap detikmu
Ramadhan,
Rekatkan kembali serpihan mimpi
Satukan jua pecahan asa
Sulam kembali benang dalam helai
Sucikan kembali noda, bercak dan dosa
Karya: Barkah Wulandari
Pagi yang benar-benar buta
Matahari pun tertidur
Bulan pun tak ada
Semua bangun untuk sahur
Meski waktu ini adalah waktu terdingin
Saat mata ingin terlelap manja
Namun saat ini adalah saat umat muslim penuh makna dalam kehidupan
Saatnya berniat untuk berpuasa
Karya: Krisna Tama
Angin menghembus-eratkan pelukan
Pelupuk mata jingga menari dalam bayang-bayang kelam
Kembali hadir sebagai teman, sanak saudara layaknya musuh bebuyutan
Sajak-sajak loka kian hari kian liar bercengkrama lepas
Mencita ego, meluapkan ikhlas
Hanya tersisa dua cangkang kerang
Terpecah lalu menusuk hingga mengerang
Hebat bukan berarti kalah
Hanya sesal, sungguh kesal
Kini kepiting-kepiting lapar itu tersungkur, sujud
Hingga masa tersadar lama, menikmati sisa-sisa bau tanah
yang menjelma menjadi artefak.
Berpikir keras, kembali bertindak waras
Pintu gerbang ampunan terbuka lebar, pacuan waktu tak lagi segila dulu
Kau katakan "Detik ini aku berjanji, sucinya bulan Ramadhan ini akan menjadi saksi"
Kembali, sendiri namun jauh dari kata sunyi
Ditemani ribuan bintang dan suara jangkrik menembang
Berniat akan bertaubat dengan maksud akan taat
Di bulan berkah,
Bulan Ramadhan, yang
Dimulai hari ini
Karya: Adi Taufika Adi
Butir-butir tasbih berputar tak terhitung
Mengiringi zikir di bulan suci
Menyeru umat muslim seisi bumi
Melantunkan kalimat-kalimat agung
Sungguh indahnya di malam hari
Sejuk mendengar alunan bersenandung
Melebihi merdunya suara kidung
Yaitu alunan kalam Ilahi
Sungguh kemuliaan yang layak kita junjung
Ramadhan penuh kedamaian hati
Penuh rahmat Sang Maha Pelindung
Kemuliaan itu selalu dinanti
Rindu datangnya tiada terbendung
Karena datangnya setahun sekali
Karya: Cempaka Sari
Kerinduan mengundang debar
Detak jantung kian bergetar dalam sedar tak sedar
Kau hampiriku dengan khabar
Terujaku menantimu
Kadang bimbang rasa hatiku
Andai tak sempat bertemu
Kiranya aku pergi dulu
Pada Allah aku bermohon
Semoga usiaku masih bersambung
Ingin bertemumu di bulan agung
Kerinduan ku tinggi menggunung
Cinta tasbih dan kurma
Lafaz zikir suburkan jiwa
Lupa sejenak lapar dan dahaga
Meraihmu Ramadhan tercinta
Karya: Hartini Dewi Putri
Bertabur bulan dan bintang
Bulan suci bulan Ramadan
Nan ditunggu telah pun datang
Berlomba kita menghadap Tuhan
Menabuh genderang di kala senja
Mendengar tausiyah di musala-musala
Dengan gembira marilah beribadah
Berserah diriku hanya kepada-Nya
Doa pun dipinta
Bermunajat kepada Allah
Bersujud di atas sajadah
Netra membulir terkenang akan dosa
Ya, Tuhan....
Damaikanlah hati dan jiwa kami
Terangilah kegelapan menutupi nurani
Bersimpuhku, mengetuk pintu ampunan-Mu
Langit bersinar dengan cahaya,
Ramadhan tiba membawa rahmat-Nya.
Hati yang resah kini bahagia,
Sambut bulan yang penuh cinta.
Ya Allah, bimbing langkah kami,
Agar ibadah tak sekadar janji.
Izinkan kami lebih mendekat,
Dalam sujud yang lebih khidmat.
Hari-hari akan terasa berbeda,
Saat Ramadhan datang menyapa.
Semoga hati semakin bersih,
Membuang semua dosa yang pedih.
Bulan ini adalah anugerah,
Bagi jiwa yang ingin berubah.
Ya Allah, jadikanlah kami,
Orang-orang yang Engkau ridhoi.
Ketika fajar Idul Fitri berseri,
Kuharap hati telah suci.
Semoga Ramadhan memberi makna,
Bagi jiwa yang mendambakan surga.
Ramadhan tiba mengetuk pintu,
Mengingatkanku pada jalan yang lurus.
Dulu aku lalai, terlalu jauh,
Kini ingin kembali dalam naungan rahmat-Mu.
Sejuk fajar membisikkan rindu,
Pada sujud yang dulu semu.
Ya Allah, terimalah taubatku,
Di bulan suci penuh ampunan-Mu.
Hari-hari kulalui dengan doa,
Menyesali semua salah dan dosa.
Ya Allah, bimbinglah hati ini,
Agar tak tergoda oleh duniawi.
Ramadhan datang membawa cahaya,
Menuntun jiwa yang haus makna.
Semoga kali ini aku tak lepas,
Dari keberkahan yang sangat luas.
Malam Ramadhan sunyi dan damai,
Kubentangkan sajadah penuh harap.
Ya Allah, dengarkanlah doa,
Ampuni hamba yang sering alpa.
Setiap hembusan angin malam,
Membawa rindu pada ampunan.
Ya Allah, bersihkan hati ini,
Dari iri, dengki, dan prasangka keji.
Ramadhan adalah waktu terbaik,
Untuk kembali dan memperbaiki diri.
Ya Allah, kuatkanlah hamba,
Agar tak tergoda oleh dunia.
Saat takbir menggema nanti,
Semoga jiwa ini telah suci.
Semoga Ramadhan mengajarkan cinta,
Pada sesama dan Sang Pencipta.
Ramadhan tiba, hati bergetar,
Terbayang wajah kalian dalam samar.
Ayah, Ibu, maafkanlah aku,
Yang sering lalai dalam bakti kepadamu.
Setiap malam kuteteskan air mata,
Menyesali waktu yang sia-sia.
Ya Allah, panjangkan usia mereka,
Agar aku bisa membahagiakannya.
Di bulan penuh berkah ini,
Kuingin lebih mendekat lagi.
Pada orang tua yang kusayangi,
Agar ridha mereka selalu menyertai.
Jika Ramadhan ini yang terakhir,
Kuharap bisa menjadi anak yang sabar.
Ya Allah, bahagiakan mereka selalu,
Seperti mereka menyayangiku sejak dulu.
Tangisan di Sepertiga Malam
Ramadhan membawa keheningan,
Sepertiga malam jadi penyesalan.
Ya Allah, betapa sering aku lupa,
Hingga jauh dari rahmat-Mu yang nyata.
Tangisku pecah dalam sujud,
Mengharap ridha dalam rintih.
Ramadhan, izinkan aku bertahan,
Menjaga ibadah agar tetap aman.
Di malam-malam penuh cahaya,
Kubisikkan doa dalam hampa.
Ya Allah, kuatkan hati ini,
Agar istiqomah hingga mati.
Kelak saat perpisahan tiba,
Kuharap ampunan menjadi nyata.
Semoga Ramadhan membawaku,
Pada surga-Mu yang kutuju.
Ya Allah, Ramadhan menyapaku,
Menggetarkan hati yang pilu.
Aku sadar betapa banyak dosaku,
Namun Engkau Maha Pengampun selalu.
Setiap helaan nafas adalah permohonan,
Agar Engkau menghapus beban.
Ya Allah, jangan tinggalkan hamba,
Dalam gelap yang menyesatkan jiwa.
Aku tak ingin Ramadhan berlalu,
Tanpa taubat yang sungguh-sungguh.
Ya Allah, bimbinglah aku,
Menuju jalan yang lurus selalu.
Ketika Idul Fitri datang berseri,
Kuharap hati ini telah suci.
Semoga ampunan-Mu tercurah,
Bagi kami yang merindu berkah.
Ramadhan ini kuingin berbicara,
Pada hati yang dulu terluka.
Saudaraku, maafkan aku,
Atas khilaf yang menyakitimu.
Tak ada manusia yang sempurna,
Namun aku ingin memperbaiki semuanya.
Ramadhan adalah waktu yang tepat,
Untuk menata hati yang sempat retak.
Mari bersama merajut kembali,
Tali persaudaraan yang abadi.
Ya Allah, lembutkan hati kami,
Agar saling memaafkan dengan tulus suci.
Saat takbir berkumandang nanti,
Semoga tak ada dendam di hati.
Mari jalani hari dengan damai,
Dalam ridha dan kasih sayang Ilahi.
Ketika bulan suci tiba,
Air mata jatuh tak terbendung juga.
Dosa-dosa yang kulakukan dulu,
Kini menjadi beban yang begitu pilu.
Ya Allah, Ramadhan kali ini,
Kuingin lebih dekat dengan-Mu lagi.
Tak ingin terjerumus ke dalam kelalaian,
Seperti tahun-tahun yang berlalu dalam kebodohan.
Setiap rakaat yang kulakukan,
Adalah penyesalan yang kutuangkan.
Ya Allah, bimbinglah langkahku,
Agar tak jatuh ke jurang semu.
Ramadhan datang dengan cahaya,
Membawa harapan dan kasih-Nya.
Ya Allah, kuatkan tekadku,
Agar ibadahku lebih bermakna selalu.
Jika ini Ramadhan terakhirku,
Apakah cukup amal yang kupunya?
Apakah cukup sujudku?
Ataukah dosaku masih menggunung juga?
Setiap malam kubertanya,
Apakah Engkau ridha dengan langkahku?
Ya Allah, tuntun aku selalu,
Agar tak tersesat dalam kelam yang semu.
Ramadhan ini ingin kujalani,
Seperti tak ada lagi esok pagi.
Kutinggalkan semua kesia-siaan,
Berharap ampunan-Mu jadi kenyataan.
Jika lebaran datang dan aku tiada,
Kuharap doa tetap mengalir jua.
Ya Allah, terimalah amal hamba,
Di bulan suci penuh berkah ini.
Ramadhan ini kuingin berbicara,
Pada hati yang dulu terluka.
Saudaraku, maafkan aku,
Atas khilaf yang menyakitimu.
Tak ada manusia yang sempurna,
Namun aku ingin memperbaiki semuanya.
Ramadhan adalah waktu yang tepat,
Untuk menata hati yang sempat retak.
Mari bersama merajut kembali,
Tali persaudaraan yang abadi.
Ya Allah, lembutkan hati kami,
Agar saling memaafkan dengan tulus suci.
Saat takbir berkumandang nanti,
Semoga tak ada dendam di hati.
Mari jalani hari dengan damai,
Dalam ridha dan kasih sayang Ilahi.
Ketika bulan suci tiba,
Air mata jatuh tak terbendung juga.
Dosa-dosa yang kulakukan dulu,
Kini menjadi beban yang begitu pilu.
Ya Allah, Ramadhan kali ini,
Kuingin lebih dekat dengan-Mu lagi.
Tak ingin terjerumus ke dalam kelalaian,
Seperti tahun-tahun yang berlalu dalam kebodohan.
Setiap rakaat yang kulakukan,
Adalah penyesalan yang kutuangkan.
Ya Allah, bimbinglah langkahku,
Agar tak jatuh ke jurang semu.
Ramadhan datang dengan cahaya,
Membawa harapan dan kasih-Nya.
Ya Allah, kuatkan tekadku,
Agar ibadahku lebih bermakna selalu.
Jika ini Ramadhan terakhirku,
Apakah cukup amal yang kupunya?
Apakah cukup sujudku?
Ataukah dosaku masih menggunung juga?
Setiap malam kubertanya,
Apakah Engkau ridha dengan langkahku?
Ya Allah, tuntun aku selalu,
Agar tak tersesat dalam kelam yang semu.
Ramadhan ini ingin kujalani,
Seperti tak ada lagi esok pagi.
Kutinggalkan semua kesia-siaan,
Berharap ampunan-Mu jadi kenyataan.
Jika lebaran datang dan aku tiada,
Kuharap doa tetap mengalir jua.
Ya Allah, terimalah amal hamba,
Di bulan suci penuh berkah ini.
Ramadhan Terakhirkah Ini?
Jika ini Ramadhan terakhirku,
Apakah cukup amal yang kupunya?
Apakah cukup sujudku?
Ataukah dosaku masih menggunung juga?
Setiap malam kubertanya,
Apakah Engkau ridha dengan langkahku?
Ya Allah, tuntun aku selalu,
Agar tak tersesat dalam kelam yang semu.
Ramadhan ini ingin kujalani,
Seperti tak ada lagi esok pagi.
Kutinggalkan semua kesia-siaan,
Berharap ampunan-Mu jadi kenyataan.
Jika lebaran datang dan aku tiada,
Kuharap doa tetap mengalir jua.
Ya Allah, terimalah amal hamba,
Di bulan suci penuh berkah ini.
Ramadhan datang menyapa kita,
Menghapus lara dalam jiwa.
Sahabatku, mari kita kembali,
Pada jalan-Nya yang suci.
Dulu kita tersesat bersama,
Namun kini Ramadhan membuka mata.
Ya Allah, kuatkan hati kami,
Agar tak tergoda duniawi.
Sujud kita yang dulu terabaikan,
Kini ingin kukokohkan.
Ya Allah, ampuni segala dosa,
Bukakan jalan menuju surga.
Sahabatku, mari genggam tangan,
Jangan biarkan Ramadhan berlalu percuma.
Mari kita berbenah bersama,
Agar hidup lebih penuh makna.
Ramadhan ini mengingatkanku,
Pada kasih sayang yang tulus.
Bunda, maafkan anakmu,
Yang sering lalai dalam rindu.
Doamu mengiringi setiap langkah,
Namun aku sering tak mendengar.
Ya Allah, lindungilah ia selalu,
Sebagaimana ia menjagaku dahulu.
Ramadhan membawa cahaya,
Namun hatiku masih gelisah.
Ya Allah, panjangkan usianya,
Agar aku bisa menebus dosaku padanya.
Bunda, dalam Ramadhan ini,
Kuingin memelukmu lebih erat.
Maafkan aku yang terlambat,
Menyadari betapa berharganya dirimu.
Demikian ulasan mengenai puisi bulan Ramadhan 2025. Semoga bermanfaat!
Editor: Komaruddin Bagja