get app
inews
Aa Text
Read Next : Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa Ramadan 2026 pada 18 Februari, Tarawih Pertama Selasa Malam

27 Puisi tentang Ramadhan 2025 yang Mendamaikan Hati

Sabtu, 22 Februari 2025 - 23:38:00 WIB
27 Puisi tentang Ramadhan 2025 yang Mendamaikan Hati
Puisi tentang Ramadhan 2025 (Foto: Pexels)

JAKARTA, iNews.id - Membaca puisi tentang Ramadhan 2025 bisa jadi salah satu cara untuk mengetahui keistimewaan bulan suci tersebut. 

Bulan Ramadhan merupakan salah satu bulan yang selalu dinanti-nantikan oleh umat Islam dari seluruh dunia. 

Pada bulan yang istimewa ini, terdapat banyak kemuliaan dan keberkahan yang diberikan oleh Allah SWT.

Membaca puisi Ramadhan bisa jadi salah satu cara banyak orang untuk menyambut bulan suci Ramadhan.

Tak hanya sekedar fiksi, puisi Ramadhan juga mengandung makna dan pesan yang mendalam. Diharapkan pembacanya akan mengerti mengenai keistimewaan Ramadhan.

Melansir berbagai sumber, Sabtu (22/5/2025) berikut contoh puisi tentang Ramadhan 2025.

Puisi tentang Ramadhan 2025

1. Ramadhan di Rantauan

Karya: Seftiyani

Suara adzan indah berkumandang

 Mengalahkan dahaga melepas kegelisahan

 Senyum tersungging menyapanya

 Menunggumu setiap senja

 Apa yang kutunggu?

Malamku kembali menghadap-Mu

 Mulutku bergumam menyeru-Mu

 Mata tertunduk menghafal Surah-Mu

 Tangan cekatan memilin tasbih

 Menghadapkan doa dari penantianku

 Kembali apa yang kutunggu?

Tangisku kini memecah kepiluan

 Isakku sekat menyayat sendu

 Sepi kelam di rantau orang

Aku termangu menatap kerinduan

 Menanti pelukkan dan kasih sayang

Ya Rabb-ku,

 Dari pengharapan ini aku berserah pada-Mu

 Sebuah penantian yang tak bertepi

 Namun, bawalah doa ini

 Kirimkan pada semilir angin sampaikan padanya

 Sebuah kerinduan ingin bersua

2. Puisi Sentuhan Malam

Karya: Siamir Marulafau

Hanya meneteskan air mata beku

 Di keheningan malam Ramadhan terbentang

 Di kala malaikat turun dari Arasy-Nya

Daun-daun bertasbih...

 Pohon-pohon bertumbangan

 Air laut berubah jadi tawar

 Lara tersanjung dengan aroma-Mu

 Sampai fajar menanti mat-Mu

Mengukir dosa-dosa terampunkan

 Di sisi-Mu berzikir selalu

 Menggapai mahligai berbintang emas

3. Sujud Malam

Karya: Siamir Marulafau

Pilar-pilar mesjid bertasbih

 Kubah terbentang

 Pintu surga menyambut

 Doa lailatul qadar melantun

Air terjun tercengang

 Tak akan mengalir lagi

 Bumi terbelah

 Pohon-pohon sujud

 Neraka menangis

Aku tak akan memanas

 Di kala zikir membiaskan sinar

 Rahmat-Nya mengukir surga

4. Puisi Kasih Ramadhan

Karya: Srie Astuty Asdi

Selayak cahaya malam seribu bulan

 Pancaran penembus jiwa di keremangan

 Memanggil hati-hati perindu ampunan

 Seruan seorang hamba mendoa pada Tuhan

Doa-doa meluah menukik belahan langit

 Di atas tangan-tangan tengadah yang menjerit

 Mengetuk pintu-pintu memohon tobat

 Melalui sayap-sayap putih para malaikat

Ramadan, sepenuh kemuliaan menggenggam kasih

 Membawa magfirah dalam sujud tarawih

 Pembuka jalan bagi dosa-dosa berselisih

 Tuk kembali kepada fitrah sarat asih

Pada hamparan permadani suci

 Kulafalkan segala kotoran hati

 Berharap Engkau bersihkan dari muka bumi

 Entaskan surga di raga, semisal nirwana nan abadi

5. Telah Datang Bulan Ramadhan

Karya: Aminah Tresno

Telah datang Ramadhan

 Kami bergembira

 Memenuhi selaksa asa

Membarukan tekad dan iman kami

 Tarawih di malamnya menahan di siangnya

Bertadarus suntuk dengan keluarga

 Kedamaian yang Kau Bawa kepada kami

6. Bulan Suci ke Tanah Suci

Karya: Nafa Azizah

Surya bersinar di timur cakrawala

 Memuai awan membelah lautan

 Waktu yang silih berganti

 Menuju hari kancap rahmat dan suci

Diri...

 Yang kini terbelenggu

 Amarah, dosa, dan nafsu

 Tak kuasa menatap pada-Mu

 Lelehan air di pelupuk mata

 Tak mampu gantikan kirana nikmat-Nya

 Engkau tutupi aib hamba

 Hingga buta tuk bersujud pada-Mu

 Hingga hamba tuli tuk mendengar suara agung-Mu

Kini...

 Dengan bulan yang suci ini

 Dengan segala ampunan dan Kuasa-Mu

 Hamba kembali ke tuah Tuhan

 Dan membuka mata

 Demi menapak kaki

 Di tanah suci

7. Bulan Kerinduan

Karya: Imanta Alifia Octavira

Di kala malam yang hening

 Gemerlap rindu menerka hati

 Rindu akan berkah senja menguras air mata

 Rindu suara adzan menyejukkan dahaga

Berjuta jiwa mengharap kehadiranmu

 Kau kah itu bulan kerinduan?

 Kau kah Ramadhan?

 Atas izin Allah membawa ladang harapan penuh keimanan

Kini jarak meraba

 Hingga pada akhirnya kepergianmu di depan mata

 Dapatkan keindahanmu selalu dalam dekapan?

 Menghiasi relung hati yang teramat dalam

Seuntai doa membasahi lisan

 Secercah harapan sepertiga malam

 Harapan hembusan nafas yang mengalahkan pedihnya jarak

 Keagungan Sang Maha Cinta yang dapat menyatukan

8. Seperti Kuli Bangunan

Karya Muhamad Alyudin

Menyongsong mentari di timur pagi

 Udara membelai memanjakan diri

 Pasukan kuli berkarya di meja tak berkaki

 Menciptakan bangunan penuh inovasi

Perlahan tapi pasti

 Batu bara dirangkainya dengan hati-hati

 Dari dasar tembok yang rendah

 Hingga membentuk tembok yang tinggi dan gagah

Dari bawah hingga bagian atap

 Para kuli bekerja secara bertahap

 Semakin hari karyanya semakin bertingkat

 Tingkatannya berjulang tinggi dan kuat

Kuli bangunan, analogi untuk bertingkat

 Tingkatkan terus kebaikan dengan penuh semangat

 Bertingkat, cara kerja kuli bangunan

 Meningkat, cara kerja diriku pada kebaikan di bulan Ramadhan

9. Tuhan Tubuh Ramadhan

Karya: Putri Pari

Seperti awan yang terbuai rindu bumi

 Setetes tangis selalu dia beri

 Sebagai kata yang tersimpan rapi

 Ramadhan datang dengan suci

Sajadah tergelar

 Hilangkan rasa mungkar

 Tafakur walau terasa sukar

 Menjadikan kita orang yang sadar

Ilalang menari dalam hujan lagu dari ranting

 Daun-daun gugur termamah kering

 Aku pada-Mu Esa yang terpuja

 Seperti cinta langit pada Mayapada

Tuhan...

Hadirlah pada tubuh di Ramadhan

 Pada kuasa-Mu ku peluk nasuha Ya... Tuhan

 Menunggu-Mu dalam tasbih tertangan

10. Sapaan Ramadhan

Karya: Sahabila Khoirunnisa

Lembutmu kembali menyapa

 Sejukmu tak hilang terusik senja

 Melunakan hati yang telah mengeras

 Melegakan qalbu dalam dahaga rindu

Ramadhan,

 Biarkan hawamu menghembus

 Menyapu alfa hamba pendosa

 Mengusap derita insan bernoda

Terindu hembusanmu

 Pahala dalam tiap detikmu

Ramadhan,

 Rekatkan kembali serpihan mimpi

 Satukan jua pecahan asa

 Sulam kembali benang dalam helai

 Sucikan kembali noda, bercak dan dosa

11. Sahur Ramadhan

Karya: Barkah Wulandari

Pagi yang benar-benar buta

 Matahari pun tertidur

 Bulan pun tak ada

 Semua bangun untuk sahur

Meski waktu ini adalah waktu terdingin

 Saat mata ingin terlelap manja

 Namun saat ini adalah saat umat muslim penuh makna dalam kehidupan

 Saatnya berniat untuk berpuasa

12. Dahaga

Karya: Krisna Tama

Angin menghembus-eratkan pelukan

 Pelupuk mata jingga menari dalam bayang-bayang kelam

 Kembali hadir sebagai teman, sanak saudara layaknya musuh bebuyutan

 Sajak-sajak loka kian hari kian liar bercengkrama lepas

 Mencita ego, meluapkan ikhlas

Hanya tersisa dua cangkang kerang

 Terpecah lalu menusuk hingga mengerang

 Hebat bukan berarti kalah

 Hanya sesal, sungguh kesal

 Kini kepiting-kepiting lapar itu tersungkur, sujud

 Hingga masa tersadar lama, menikmati sisa-sisa bau tanah

 yang menjelma menjadi artefak.

Berpikir keras, kembali bertindak waras

 Pintu gerbang ampunan terbuka lebar, pacuan waktu tak lagi segila dulu

 Kau katakan "Detik ini aku berjanji, sucinya bulan Ramadhan ini akan menjadi saksi"

 Kembali, sendiri namun jauh dari kata sunyi

 Ditemani ribuan bintang dan suara jangkrik menembang

 Berniat akan bertaubat dengan maksud akan taat

 Di bulan berkah,

 Bulan Ramadhan, yang

 Dimulai hari ini

13. Kemuliaan yang Dirindukan

Karya: Adi Taufika Adi

Butir-butir tasbih berputar tak terhitung

 Mengiringi zikir di bulan suci

 Menyeru umat muslim seisi bumi

 Melantunkan kalimat-kalimat agung

Sungguh indahnya di malam hari

 Sejuk mendengar alunan bersenandung

 Melebihi merdunya suara kidung

 Yaitu alunan kalam Ilahi

Sungguh kemuliaan yang layak kita junjung

 Ramadhan penuh kedamaian hati

 Penuh rahmat Sang Maha Pelindung

Kemuliaan itu selalu dinanti

 Rindu datangnya tiada terbendung

 Karena datangnya setahun sekali

14. Cinta Tasbih dan Kurma

Karya: Cempaka Sari

Kerinduan mengundang debar

 Detak jantung kian bergetar dalam sedar tak sedar

Kau hampiriku dengan khabar

 Terujaku menantimu

Kadang bimbang rasa hatiku

 Andai tak sempat bertemu

 Kiranya aku pergi dulu

Pada Allah aku bermohon

 Semoga usiaku masih bersambung

 Ingin bertemumu di bulan agung

 Kerinduan ku tinggi menggunung

Cinta tasbih dan kurma

 Lafaz zikir suburkan jiwa

 Lupa sejenak lapar dan dahaga

 Meraihmu Ramadhan tercinta

15. Doa pun Dipinta

Karya: Hartini Dewi Putri

Bertabur bulan dan bintang

 Bulan suci bulan Ramadan

 Nan ditunggu telah pun datang

 Berlomba kita menghadap Tuhan

Menabuh genderang di kala senja

 Mendengar tausiyah di musala-musala

 Dengan gembira marilah beribadah

 Berserah diriku hanya kepada-Nya

Doa pun dipinta

 Bermunajat kepada Allah

 Bersujud di atas sajadah

 Netra membulir terkenang akan dosa

Ya, Tuhan....

 Damaikanlah hati dan jiwa kami

 Terangilah kegelapan menutupi nurani

 Bersimpuhku, mengetuk pintu ampunan-Mu

16. Selamat Datang, Bulan Penuh Berkah

Langit bersinar dengan cahaya,

 Ramadhan tiba membawa rahmat-Nya.

 Hati yang resah kini bahagia,

 Sambut bulan yang penuh cinta.

Ya Allah, bimbing langkah kami,

 Agar ibadah tak sekadar janji.

 Izinkan kami lebih mendekat,

 Dalam sujud yang lebih khidmat.

Hari-hari akan terasa berbeda,

 Saat Ramadhan datang menyapa.

 Semoga hati semakin bersih,

 Membuang semua dosa yang pedih.

Bulan ini adalah anugerah,

 Bagi jiwa yang ingin berubah.

 Ya Allah, jadikanlah kami,

 Orang-orang yang Engkau ridhoi.

Ketika fajar Idul Fitri berseri,

 Kuharap hati telah suci.

 Semoga Ramadhan memberi makna,

 Bagi jiwa yang mendambakan surga.

17. Saatnya Kembali

Ramadhan tiba mengetuk pintu,

 Mengingatkanku pada jalan yang lurus.

 Dulu aku lalai, terlalu jauh,

 Kini ingin kembali dalam naungan rahmat-Mu.

Sejuk fajar membisikkan rindu,

 Pada sujud yang dulu semu.

 Ya Allah, terimalah taubatku,

 Di bulan suci penuh ampunan-Mu.

Hari-hari kulalui dengan doa,

 Menyesali semua salah dan dosa.

 Ya Allah, bimbinglah hati ini,

 Agar tak tergoda oleh duniawi.

Ramadhan datang membawa cahaya,

 Menuntun jiwa yang haus makna.

 Semoga kali ini aku tak lepas,

 Dari keberkahan yang sangat luas.

18. Doa di Malam Ramadhan

Malam Ramadhan sunyi dan damai,

 Kubentangkan sajadah penuh harap.

 Ya Allah, dengarkanlah doa,

Ampuni hamba yang sering alpa.

Setiap hembusan angin malam,

 Membawa rindu pada ampunan.

Ya Allah, bersihkan hati ini,

 Dari iri, dengki, dan prasangka keji.

Ramadhan adalah waktu terbaik,

Untuk kembali dan memperbaiki diri.

 Ya Allah, kuatkanlah hamba,

 Agar tak tergoda oleh dunia.

Saat takbir menggema nanti,

 Semoga jiwa ini telah suci.

 Semoga Ramadhan mengajarkan cinta,

 Pada sesama dan Sang Pencipta.

19. Maafkan Aku, Ayah dan Ibu

Ramadhan tiba, hati bergetar,

 Terbayang wajah kalian dalam samar.

 Ayah, Ibu, maafkanlah aku,

 Yang sering lalai dalam bakti kepadamu.

Setiap malam kuteteskan air mata,

 Menyesali waktu yang sia-sia.

 Ya Allah, panjangkan usia mereka,

 Agar aku bisa membahagiakannya.

Di bulan penuh berkah ini,

 Kuingin lebih mendekat lagi.

 Pada orang tua yang kusayangi,

 Agar ridha mereka selalu menyertai.

Jika Ramadhan ini yang terakhir,

 Kuharap bisa menjadi anak yang sabar.

 Ya Allah, bahagiakan mereka selalu,

 Seperti mereka menyayangiku sejak dulu.

Tangisan di Sepertiga Malam

Ramadhan membawa keheningan,

 Sepertiga malam jadi penyesalan.

 Ya Allah, betapa sering aku lupa,

 Hingga jauh dari rahmat-Mu yang nyata.

Tangisku pecah dalam sujud,

 Mengharap ridha dalam rintih.

 Ramadhan, izinkan aku bertahan,

 Menjaga ibadah agar tetap aman.

Di malam-malam penuh cahaya,

 Kubisikkan doa dalam hampa.

 Ya Allah, kuatkan hati ini,

 Agar istiqomah hingga mati.

Kelak saat perpisahan tiba,

 Kuharap ampunan menjadi nyata.

 Semoga Ramadhan membawaku,

 Pada surga-Mu yang kutuju.

20. Ampunan yang Kudirindu

Ya Allah, Ramadhan menyapaku,

 Menggetarkan hati yang pilu.

 Aku sadar betapa banyak dosaku,

Namun Engkau Maha Pengampun selalu.

Setiap helaan nafas adalah permohonan,

 Agar Engkau menghapus beban.

Ya Allah, jangan tinggalkan hamba,

 Dalam gelap yang menyesatkan jiwa.

Aku tak ingin Ramadhan berlalu,

Tanpa taubat yang sungguh-sungguh.

 Ya Allah, bimbinglah aku,

 Menuju jalan yang lurus selalu.

Ketika Idul Fitri datang berseri,

 Kuharap hati ini telah suci.

 Semoga ampunan-Mu tercurah,

 Bagi kami yang merindu berkah.

21. Wahai Saudaraku, Maafkan Aku

Ramadhan ini kuingin berbicara,

 Pada hati yang dulu terluka.

 Saudaraku, maafkan aku,

 Atas khilaf yang menyakitimu.

Tak ada manusia yang sempurna,

 Namun aku ingin memperbaiki semuanya.

 Ramadhan adalah waktu yang tepat,

 Untuk menata hati yang sempat retak.

Mari bersama merajut kembali,

 Tali persaudaraan yang abadi.

 Ya Allah, lembutkan hati kami,

 Agar saling memaafkan dengan tulus suci.

Saat takbir berkumandang nanti,

 Semoga tak ada dendam di hati.

 Mari jalani hari dengan damai,

 Dalam ridha dan kasih sayang Ilahi.

22. Ramadhan dan Air Mata Penyesalan

Ketika bulan suci tiba,

 Air mata jatuh tak terbendung juga.

 Dosa-dosa yang kulakukan dulu,

 Kini menjadi beban yang begitu pilu.

Ya Allah, Ramadhan kali ini,

 Kuingin lebih dekat dengan-Mu lagi.

 Tak ingin terjerumus ke dalam kelalaian,

 Seperti tahun-tahun yang berlalu dalam kebodohan.

Setiap rakaat yang kulakukan,

 Adalah penyesalan yang kutuangkan.

 Ya Allah, bimbinglah langkahku,

 Agar tak jatuh ke jurang semu.

Ramadhan datang dengan cahaya,

 Membawa harapan dan kasih-Nya.

 Ya Allah, kuatkan tekadku,

 Agar ibadahku lebih bermakna selalu.

23. Ramadhan Terakhirkah Ini?

Jika ini Ramadhan terakhirku,

 Apakah cukup amal yang kupunya?

 Apakah cukup sujudku?

Ataukah dosaku masih menggunung juga?

Setiap malam kubertanya,

 Apakah Engkau ridha dengan langkahku?

 Ya Allah, tuntun aku selalu,

 Agar tak tersesat dalam kelam yang semu.

Ramadhan ini ingin kujalani,

 Seperti tak ada lagi esok pagi.

 Kutinggalkan semua kesia-siaan,

 Berharap ampunan-Mu jadi kenyataan.

Jika lebaran datang dan aku tiada,

 Kuharap doa tetap mengalir jua.

 Ya Allah, terimalah amal hamba,

 Di bulan suci penuh berkah ini.

24. Wahai Saudaraku, Maafkan Aku

Ramadhan ini kuingin berbicara,

 Pada hati yang dulu terluka.

 Saudaraku, maafkan aku,

 Atas khilaf yang menyakitimu.

Tak ada manusia yang sempurna,

 Namun aku ingin memperbaiki semuanya.

 Ramadhan adalah waktu yang tepat,

 Untuk menata hati yang sempat retak.

Mari bersama merajut kembali,

 Tali persaudaraan yang abadi.

 Ya Allah, lembutkan hati kami,

 Agar saling memaafkan dengan tulus suci.

Saat takbir berkumandang nanti,

 Semoga tak ada dendam di hati.

 Mari jalani hari dengan damai,

 Dalam ridha dan kasih sayang Ilahi.

25. Ramadhan dan Air Mata Penyesalan

Ketika bulan suci tiba,

 Air mata jatuh tak terbendung juga.

 Dosa-dosa yang kulakukan dulu,

 Kini menjadi beban yang begitu pilu.

Ya Allah, Ramadhan kali ini,

 Kuingin lebih dekat dengan-Mu lagi.

 Tak ingin terjerumus ke dalam kelalaian,

 Seperti tahun-tahun yang berlalu dalam kebodohan.

Setiap rakaat yang kulakukan,

 Adalah penyesalan yang kutuangkan.

 Ya Allah, bimbinglah langkahku,

 Agar tak jatuh ke jurang semu.

Ramadhan datang dengan cahaya,

 Membawa harapan dan kasih-Nya.

 Ya Allah, kuatkan tekadku,

 Agar ibadahku lebih bermakna selalu.

26. Ramadhan Terakhirkah Ini?

Jika ini Ramadhan terakhirku,

 Apakah cukup amal yang kupunya?

 Apakah cukup sujudku?

Ataukah dosaku masih menggunung juga?

Setiap malam kubertanya,

 Apakah Engkau ridha dengan langkahku?

 Ya Allah, tuntun aku selalu,

 Agar tak tersesat dalam kelam yang semu.

Ramadhan ini ingin kujalani,

 Seperti tak ada lagi esok pagi.

 Kutinggalkan semua kesia-siaan,

 Berharap ampunan-Mu jadi kenyataan.

Jika lebaran datang dan aku tiada,

 Kuharap doa tetap mengalir jua.

 Ya Allah, terimalah amal hamba,

 Di bulan suci penuh berkah ini.

Ramadhan Terakhirkah Ini?

Jika ini Ramadhan terakhirku,

 Apakah cukup amal yang kupunya?

 Apakah cukup sujudku?

 Ataukah dosaku masih menggunung juga?

Setiap malam kubertanya,

 Apakah Engkau ridha dengan langkahku?

 Ya Allah, tuntun aku selalu,

 Agar tak tersesat dalam kelam yang semu.

Ramadhan ini ingin kujalani,

Seperti tak ada lagi esok pagi.

 Kutinggalkan semua kesia-siaan,

 Berharap ampunan-Mu jadi kenyataan.

Jika lebaran datang dan aku tiada,

 Kuharap doa tetap mengalir jua.

 Ya Allah, terimalah amal hamba,

 Di bulan suci penuh berkah ini.

27. Wahai Sahabat, Mari Kembali

Ramadhan datang menyapa kita,

 Menghapus lara dalam jiwa.

 Sahabatku, mari kita kembali,

 Pada jalan-Nya yang suci.

Dulu kita tersesat bersama,

 Namun kini Ramadhan membuka mata.

 Ya Allah, kuatkan hati kami,

 Agar tak tergoda duniawi.

Sujud kita yang dulu terabaikan,

 Kini ingin kukokohkan.

 Ya Allah, ampuni segala dosa,

 Bukakan jalan menuju surga.

Sahabatku, mari genggam tangan,

 Jangan biarkan Ramadhan berlalu percuma.

 Mari kita berbenah bersama,

 Agar hidup lebih penuh makna.

28. Bunda, Maafkan Aku

Ramadhan ini mengingatkanku,

 Pada kasih sayang yang tulus.

 Bunda, maafkan anakmu,

 Yang sering lalai dalam rindu.

Doamu mengiringi setiap langkah,

 Namun aku sering tak mendengar.

 Ya Allah, lindungilah ia selalu,

 Sebagaimana ia menjagaku dahulu.

Ramadhan membawa cahaya,

 Namun hatiku masih gelisah.

 Ya Allah, panjangkan usianya,

 Agar aku bisa menebus dosaku padanya.

Bunda, dalam Ramadhan ini,

 Kuingin memelukmu lebih erat.

 Maafkan aku yang terlambat,

 Menyadari betapa berharganya dirimu.

Demikian ulasan mengenai puisi bulan Ramadhan 2025. Semoga bermanfaat! 

Editor: Komaruddin Bagja

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut