Ada Intrusi Magma di Merapi, BPPTKG: Potensi Letusan Masih Akan Terjadi
YOGYAKARTA, iNews.id – Gunung Merapi di perbatasan Jateng-DIY erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik sejauh 8 km, Selasa (3/3/2020) pukul 05.22 WIB pagi tadi. Erupsi tersebut juga disertai luncuran awan panas sejauh 2 km menuju Kali Gendol.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan dan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida
mengatakan, erupsi Merapi tersebut merupakan erupsi tunggal dan eksplosif yang didominasi dengan munculnya gas.
“Erupsi tadi tinggi kolom mencapai 8 kilometer dan didominasi erupsi gas. Sedangkan awan panas berjarak 2 km dari Kali Gendol,” kata Hanik Humaida.
Meski demikian, kata dia, sejumlah wilayah di Boyolali, Klaten dan Solo diguyur hujan abu.
Erupsi ini, kata Hanik, didominasi erupsi gas. Jika dulu merupakan freatik gas, bulan Agustus sudah diikuti dengan magma. Hal ini mengindikasikan adanya dominasi gas. “Memang tekanan kas kali ini lebih besar dari kemarin,” tuturnya.
Hanik mengatakan potensi adanya letusan atau erupsi Merapi masih sangat mungkin terjadi. Saat ini sudah ada intrusi magma dari dalam dan diperkirakan akan muncul ke permukaan seperti pada Agustus 2018 lalu.
“Letusan pagi tadi, sebenarnya mengarah ke utara. Namun angin membawa abu vulkanik ke arah timur sampai di Boyolali. Ketebalan mencapai 1-2 mili. Masyarakat belum perlu mengungsi karena statusnya Waspada,” katanya.
BPPTKG akan terus melakukan pantauan di sejumlah pos pengamatan. Di antaranya di pos Babadan, Srumbung, Jrakah, Selo Boyolali untuk memberikan informasi terkini.
BPPTKG juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang. Status Merapi juga masih sama dan tidak ada peningkatan yakni di level II atau Waspada. Sehingga masyarakat tetap bisa beraktivitas normal dengan radius di atas 3 kilometer.
“Untuk mengantisipasi debu, kita sarankan menggunakan masker. Kita akan terus memberikan informasi,” ucapnya.
Editor: Kastolani Marzuki