Adukan Nasib ke Jokowi, Pensiunan PTPN IX Aksi Longmarch ke Jakarta
TEGAL, iNews.id - Ratusan Purnakarya PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX melakukan aksi longmarch dari eks Pabrik Gula (PG) Pangka Kabupaten Tegal menuju Jakarta. Para pensiunan karyawan tersebut ingin menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) guna menuntut pembayaran hak pensiun dan santunan hari tua (SHT) dari holding perusahaan.
"Kami meminta hak pensiun kami dibayar lunas, tidak dicicil. Masing-masing menerima variatif tergantung golongan mulai Rp50 juta hingga Rp800 juta. Total yang belum dibayar hampir Rp50 miliar dari total purnakarya 530 orang dari delapan pabrik gula di PTPN IX," kata Ketua Harian Forum Purnakarya PT Perkebunan Nusantara IX, Rokhim Rabu (2/3/2022).
Selain membentangkan spanduk untuk diterima Presiden Jokowi pada 7 Maret 2022 mendatang, para purnakarya juga membawa replika keranda jenazah. Pasalnya, banyak para purnakarya yang telah meninggal dunia tapi hak pensiun hingga SHT belum lunas dibayar. Mereka telah memasuki pensiun pada tahun 2018 lalu.
"Jadi banyak purnakarya yang sudah meninggal, namun hak pensiun dan SHT belum dibayar. Sebagian besar baru dibayar 30 persen dari yang seharusnya dibayarkan kepada para purnakarya,” katanya.
Melalui Forum Purnakarya, mereka telah berusaha maksimal dengan melakukan audiensi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Komisi VI DPR, serta rapat dengar pendapat dengan Menteri BUMN. Namun hingga saat ini belum ada kejelasan pembayaran hak pensiun mereka.
PTPN IX dinilai selalu beralasan kondisi keuangan perusahaan sedang tidak baik. Padahal pada tahun 2021 Holding PTPN mencatat keuntungan perusahaan mencapai Rp2,95 Triliun.
"Ini sangat diskriminatif, perusahaan holding untung Rp2,95 triliun. Karyawan yang mengajukan pensiun dini, hak-haknya telah dibayar tunai. Sementara kami yang pensiun reguler dibedakan, pembayaran dicicil baru 30 persen," ucapnya.
Ratusan purnakarya PTPN IX, berasal dari delapan eks pabrik gula di Jawa Tengah, yakni PG Pangka Tegal, PG Jatibarang Brebes, PG Tasikmadu Karanganyar, PG Mojo Sragen, PG Gondang Klaten, PG Sragi Pekalongan, PG Trangkil Pati dan PG Sumber Pemalang.
Editor: Ary Wahyu Wibowo