get app
inews
Aa Text
Read Next : Gempa Hari Ini Guncang Pekalongan Jateng, Cek Megnitudonya!

Anak SMK Jadi Tersangka Pembunuhan, Fungsi Sekolah Dipertanyakan

Kamis, 25 Januari 2018 - 18:26:00 WIB
Anak SMK Jadi Tersangka Pembunuhan, Fungsi Sekolah Dipertanyakan
Kedua tersangka pembunuhan sopir taksi online di Semarang kala diperiksa di Mapolres Semarang. (Foto: iNews.id/Andik Sismanto)

SEMARANG, iNews.id - Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh dua pelajar SMK Negeri 5 Kota Semarang DIR dan IDR, mengundang keprihatinan banyak pihak. Salah satunya datang dari kalangan anggota DPRD Kota Semarang.

Anggota Komisi D DPRD Kota Semarang Imam Mardjuki, mengaku prihatin dengan adanya kasus pembunuhan yang melibatkan anak didik di salah satu sekolah di Kota Semarang itu. Dia mengkritisi lemahnya pendidikan karakter dalam sekolah dan harus segera menjadi evaluasi bersama.

Imam sangat prihatin dengan banyaknya masalah sosial yang melibatkan anak-anak didik, seperti perampokan, pencurian bahkan pembunuhan. Dia pun meminta agar ada perbaikan sistem pendidikan karakter di sekolah.

"Saat ini banyak masalah sosial, perampokan, pencurian, pembunuhan, narkoba, free sex, dan lain-lain. Pelakunya didominasi oleh anak-anak usia sekolah. Pertanyaannya, di mana peran sekolah? Apa manfaat sekolah kalau anak didiknya seperti itu?," ujarnya.

Legislator dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menggarisbawahi dua kegagalan fungsi sekolah saat ini. Kegagalan pertama, menurutnya, adalah ditempatkannya nilai akademik sebagai barometer utama keberhasilan pendidikan.

"Tujuan pendidikan adalah pembentukan karakter insan takwa, berapa pun nilai akademisnya. Bukan semata-mata nilai akademis yang bagus saja. Undang-Undang Pendidikan Nasional kita jelas sekali menunjukkan bahwa tugas pendidikan nasional adalah mewujudkan manusia Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa," lanjutnya.

Kegagalan kedua, menurut Imam, adalah tidak adanya keterpaduan antara pola asuh di sekolah dengan pola asuh di rumah.

"Sekolah mengajari rajin salat, tapi di rumah orang tua tidak peduli anaknya mau salat atau tidak. Jadinya anak tidak terbentuk karakternya, karena dia melihat pola asuh yang berbeda bahkan berseberangan antara di sekolah dan di rumah," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, Polrestabes Semarang berhasil menangkap IRD Dadn DIR setelah membunuh seorang driver online, Deni Setiawan, Warga Kemijen, Semarang Timur, yang terjadi pada Sabtu, 20 Januari 2018.

Selain berhasil menangkap dua pelaku, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti di antaranya satu buah pisau besar atau parang yang digunakan para pelaku untuk menggorok leher korban, sejumlah ponsel, kaos, sepatu yang berlumuran darah korban, serta mobil Grand Livina milik korban yang ditemukan di Jalan Hos Cokroaminoto.

Kapoltestabes Semarang, Kombes Pol Abiyoso Seno Aji mengatakan, motif kedua pelaku murni untuk menguasai harta benda milik korban. Kapolrestabes berujar, kedua pelaku sebelumnya sudah merencanakan aksi perampokan tersebut, bersama dengan tiga orang teman lainnya. Namun, ketiga temannya itu tidak mau dan akhirnya dilakukan sendiri berdua. "Pengakuannya untuk membayar SPP," kata Abiyoso.

Editor: Himas Puspito Putra

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut