get app
inews
Aa Text
Read Next : Banjir di Semarang Belum Surut, BNPB Tambah Pesawat untuk Operasi Modifikasi Cuaca

Anggota DPRD Ungkap Penyebab Utama Banjir di Semarang

Kamis, 30 Oktober 2025 - 14:07:00 WIB
Anggota DPRD Ungkap Penyebab Utama Banjir di Semarang
Polisi mengatur arus kendaraan di tengah banjir yang merendam Jalur Pantura Kaligawe, Semarang (Foto: Laman Humas Polri)

JAKARTA, iNews.id - Masalah banjir yang melanda sejumlah kawasan di Kota Semarang, Jawa Tengah selama lebih dari tujuh hari terakhir menjadi perhatian serius DPRD setempat. Anggota Komisi C DPRD Kota Semarang, Nunung Sriyanto, menyoroti bahwa wilayah timur kota, khususnya Genuk, Tambakrejo, Trimulyo dan Muktiharjo Kidul menjadi lokasi terdampak paling parah.

Nunung mengungkapkan bahwa genangan air terjadi dengan sangat cepat meskipun hujan hanya berlangsung beberapa jam. Dia menjelaskan, kondisi tersebut disebabkan oleh perubahan pola aliran air dari daerah hulu yang kini lebih lancar menuju hilir setelah normalisasi jembatan Nogososro.  

“Masalahnya, debit air dari atas sekarang mengalir sangat cepat ke bawah karena jembatan-jembatan di kawasan itu sudah ditinggikan. Akibatnya, air menumpuk di wilayah Muktiharjo Kidul,” ujar Nunung dikutip dari iNews Pantura, Rabu (29/10/2025).

Menurut dia, seharusnya air dari hulu bisa langsung mengalir ke laut. Namun, keberadaan sabuk pantai justru menahan aliran tersebut, sehingga sangat bergantung pada pompa air yang kapasitasnya masih terbatas.  

“Pemerintah sebenarnya sudah berupaya mengatasi hal ini dengan membangun embung dan sabuk pantai. Progresnya sudah berjalan, dan ditargetkan selesai sekitar tahun 2027,” katanya.

Sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan Semarang Timur, Nunung juga memberikan apresiasi terhadap Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, yang dinilainya sangat responsif dalam menangani banjir.  

“Ibu Wali luar biasa. Hampir setiap hari beliau turun ke lokasi banjir. Bahkan, tadi malam sampai jam tiga dini hari masih memantau kondisi di Muktiharjo,” katanya.

Dia menilai, salah satu penyebab utama banjir, yaitu pompa air yang belum bekerja secara optimal. Beberapa unit pompa masih mengalami kerusakan dan perlu segera diperbaiki.  

“Pompa yang ada sebenarnya cukup, tapi ada yang macet dan belum optimal. Pemerintah kota sudah memprioritaskan perbaikan pompa agar kawasan rawan banjir bisa lebih cepat kering,” katanya.

Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa pembangunan embung besar di Kaligawe dan Genuk menjadi harapan baru bagi warga Semarang Timur untuk mengurangi risiko banjir akibat kiriman air dari wilayah atas.  

“Untuk banjir tahun ini sebenarnya sudah lebih baik dari sebelumnya. Di Tlogosari misalnya, genangan tidak separah tahun lalu. Namun Muktiharjo masih jadi tumpuan air dari berbagai wilayah,” ucapnya.

Dia juga menyoroti buruknya sistem drainase di beberapa lokasi yang tertutup bangunan pribadi seperti ruko, sehingga menghambat aliran air.  

“Drainase di pinggir Kali Tlogosari Kulon banyak yang tertutup. Padahal kalau salurannya lancar, air bisa cepat surut. Ini perlu penertiban karena dampaknya dirasakan masyarakat luas,” katanya.

Tingginya sedimentasi juga disebut sebagai faktor penghambat aliran air. Namun, ia mengapresiasi kinerja Dinas Pekerjaan Umum (DPU) yang rutin melakukan pembersihan dan pengerukan.  

“Petugas lapangan atau pasukan bebek selalu turun ke saluran untuk membersihkan lumpur dan sampah. Jadi pelayanan sudah bagus, tinggal percepatan agar hasilnya lebih terasa,” ucapnya.

Dengan sinergi antara Pemkot Semarang, BBWS, dan pemerintah pusat, Nunung optimistis target Semarang bebas banjir pada 2027 sebagaimana tercantum dalam RPJMD bisa tercapai.  

“Kalau semua program berjalan sesuai rencana, saya yakin 2027 nanti Semarang bisa bebas dari banjir,” katanya.

Editor: Kurnia Illahi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut