get app
inews
Aa Text
Read Next : 2 Korban Longsor Banjarnegara Kembali Ditemukan, Total Sementara 5 Orang Tewas

Asal-usul Nama Kabupaten Pati, Berawal dari Peperangan 2 Kadipaten

Rabu, 18 Oktober 2023 - 18:32:00 WIB
Asal-usul Nama Kabupaten Pati, Berawal dari Peperangan 2 Kadipaten
Asal-usul nama Kabupaten Pati menarik untuk diulas. Kabupaten Pati merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. (IST)

JAKARTA, iNews.id - Asal-usul nama Kabupaten Pati menarik untuk diulas. Kabupaten Pati merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah.

Wilayah ini memiliki keunikan tersendiri dengan kombinasi antara keindahan alam, sejarah, dan kekayaan budaya. Terletak di tepi pantai utara Jawa Tengah, Pati memiliki pemandangan pantai yang menakjubkan, membuatnya menjadi destinasi wisata yang menarik bagi para pengunjung yang mencari ketenangan dan keindahan alam. 

Selain itu, kabupaten ini juga dikenal karena warisan sejarahnya, dengan adanya situs-situs bersejarah seperti Candi Jatisari dan Candi Tikus yang menjadi saksi bisu dari masa lampau. Budaya lokal yang kaya dan tradisi masyarakat Pati juga memperkaya pengalaman wisata di daerah ini.

Asal-usul Nama Kabupaten Pati 

Pada zaman dahulu, Pati adalah sebuah kerajaan sendiri yang saat itu menjadi daerah kekuasaan Majapahit yang kemudian diambil oleh Kerajaan Mataram. 

Di Jawa Tengah, tepatnya di dekat Gunung Muria bagian timur, terdapat penguasa daerah tersebut yang mengangkat dan mengakui dirinya sebagai Adipati wilayah kekuasaannya yang disebut Kadipaten

Di wilayah tersebut terdapat dua penguasa lokal yaitu Penguasa Kadipaten Paranggaruda dan Penguasa Kadipaten Carangsoka. Adipati Kadipaten Paranggaruda bernama Yudapati yang wilayah kekuasaannya terdiri dari Sungai Juwana ke selatan sampai ke Pegunungan Gamping utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Grobogan.

Sementara penguasa Kadipaten Carangsoka, Adipatinya bernama Puspa Kandung Jaya. Ia memiliki wilayah kekuasaan yang meliputi Utara Sungai Juwana hingga Pantai Utara Jawa Tengah bagian timur. Ia memiliki seorang Putri yang bernama Rara Rayungwulan. 

Kadipaten Paranggaruda dan Kadipaten Carangsoka hidup rukun, damai, dan saling berdampingan. Bahkan kedua adipati dari kadipaten tersebut sepakat untuk mengawinkan putra putrinya untuk memperkuat tali persaudaraan dan melestarikan keturunan. 

Saat itu Rara Rayungwulan telah menerima pinangan dari utusan Adipati Paranggaruda, akan tetapi ia meminta bebana agar pada saat resepsi dapat dimeriahkan dengan pementasan wayang oleh seorang dalang kondang bernama Safayana.

Akhirnya Adipati Paranggaruda menugaskan Panggede Kemaguhan yang bernama Yuyu Rumpung Agul Agul Paranggaruda. Namun, sebelum melaksanakan perintah Adipati, Yuyu telah berniat untuk melumpuhkan kewibawaan Kadipaten Carangsoka dengan menguasai dua pusaka milik Raden Sukmayana di Majasemi.

Kedua pusaka tersebut pun berhasil dicurinya dengan bantuan dari Sondong Majeruk. Namun sebelum dua pusaka tersebut diserahkan, kedua pusaka tersebut direbut oleh Sondong Makerti dan Wedari.

Bahkan ada yang mengisahkan bahwa Sondong Majeruk ini tewas dalam perkelahiannya dengan Sondong Makerti. Kemudian pusaka tersebut diserahkan kembali ke Raden Sukmayana. Akhirnya usaha yang dilakukan Yuyu Rumpung pun gagal untuk menguasai dan memiliki kedua pusaka itu. 

Yuyu tidak menyerah, ia tetap melanjutkan tugasnya untuk mencari Dalang Sapanyana, agar perkawinan putra Paranggaruda tidak mengalami kegagalan dan berlangsung meriah. 

Akhirnya pada malam resepsi perkawinan dapat dilakukan di Kadipaten Carangsoka. Namun ketika resepsi dimulai, mempelai pengantin wanita meninggalkan kursi pelaminan dan melarikan diri bersama Dalang Sapanyana. 

Akhirnya resepsi perkawinan pun gagal dilaksanakan. Adipati Yudapati merasa sangat dipermalukan. Emosinya tidak terkendali, dan ia menyatakan perang dengan Adipati Carangsoka. 

Raden Sukmayana dari Kadipaten Carangsoka memimpin prajurit Carangsoka, akan tetapi dirinya mengalami luka parah dan akhirnya wafat. 

Raden Kembangjaya (adik ipar Raden Sukmayana) meneruskan peperangan dan dibantu oleh Dalang Sapanyana. Mereka menggunakan Pusaka milik Raden Sukmayana dan berhasil mengalahkan prajurit Paranggaruda.

Akhirnya Raden Sukmayana diangkat menjadi pengganti Raden Puspa Kandung Jaya dan dinikahkan  dengan Rara Rayungwulan. Sedangkan Dalang Sapanyana diangkat menjadi Patih nya dengan nama Singosari yang bertugas untuk mengatur kekuasaannya yang kian melebar ke bagian selatan.

Adipati Raden Kembangjaya memindahkan pusat pemerintahannya dari Carangsoka ke Desa Kemiri yang diganti namanya menjadi Kadipaten Pesantenan dengan gelar Adipati Jayakusuma di Pesantenan. Kembangjaya melakukan babat alas di Desa Kemiri. 

Namun setelah kelelahan membabat alas ada seorang penjual dawet yang melewati alas Kemiri tersebut. Kemudian kembangjaya membeli dan bertanya "Mengapa dawet yang diminum rasanya sangat enak" pedagang dapat menjawab bahwa "dawet tersebut dibuat dari tepung Pati dan dibuat dari santan kelapa yang diperas". Sejak saat itu Raden Kembangjaya atau kembangjoyo memberi nama daerah tersebut menjadi Kadipaten Pesantenan yang sekarang menjadi Kabupaten Pati.

Demikianlah ulasan mengenai asal usul nama Kabupaten Pati yang berkaitan dengan peperangan dua Kadipaten dan Es Dawet.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut