get app
inews
Aa Text
Read Next : Nelayan di Asahan Terkena Peluru Nyasar, Peluru Bersarang di Lengan

Asal Usul Pekalongan, dari Kisah Bahureksa Buka Hutan Angker hingga Perjalanan Bujangga Manik

Jumat, 27 Januari 2023 - 11:33:00 WIB
 Asal Usul Pekalongan, dari Kisah Bahureksa Buka Hutan Angker hingga Perjalanan Bujangga Manik
Tampak depan bangunan Museum Batik, salah satu ikon Pekalongan. (foto: Dok Ahmad Antoni)

PEKALONGAN, iNews.id – Asal usul Pekalongan perlu diketahui dan menarik untuk diulas sejarahnya. Pekalongan merupakan daerah pesisir di Jawa Tengah.

Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, Pekalongan berdiri pada masa Mataram Islam di bawah kepemimpinan Sultan Agung Hanyokrokusumo. Akan tetapi, beberapa jejak menunjukkan bahwa Pekalongan telah menjadi permukiman sejak Mataram kuno.

Kisah Bahureksa Buka Hutan Angker
Ada yang menyebutkan bahwa sejarah Pekalongan tidak lepas dari seorang tokoh bernama Bahureksa atau beberapa sumber menyebut Joko Bau yang merupakan bawahan Sultan Agung.

Selanjutnya, Bahureksa diperintahkan oleh Sultan Agung untuk membuka hutan di pantai utara yang konon dikenal angker.

Dengan bantuan sang guru, Ki Ageng Cempaluk, Bahureksa berhasil membuka hutan angker tersebut dan ia menerima hadiah berupa tanah di daerah tersebut.

Sesuatu yang didapat sebagai oleh-oleh dalam bahasa daerah disebut pengangsalan atau halong, yang kemudian menjadi titik tolak awal penyebutan wilayah Pekalongan.

Meskipun Bahureksa adalah yang pertama membuka hutan Pekalongan, Kesultanan Mataram pada masa pemerintahan Sultan Agung mengangkat seorang bupati pertama di wilayah tersebut.

Bupati pertama yang diangkat adalah Pangeran Mandurorejo, cucu dari Ki Juru Martani, seorang tokoh yang berjasa mendirikan Kerajaan Mataram Islam. Juru Martani adalah orang kepercayaan Panembahan Senapati.

Pelantikan Pangeran Mandurorejo sebagai bupati berlangsung pada tanggal 25 Agustus 1622 (bertepatan12 Rabiul Awal) , menjadi tonggak utama berdirinya Kabupaten Pekalongan.

Meskipun Pekalongan asli masih berupa hutan, beberapa jejak sejarah membuktikan bahwa daerah itu terhubung dengan beberapa kerajaan besar yang lebih tua, termasuk Mataram kuno.

Salah satu buktinya ditemukan beberapa situs arkeologi yang berasal dari Dinasti Syailendra. Salah satunya adalah lingga dan yoni di Desa Linggo Asri.

Selain itu, Pekalongan juga memiliki ikatan sejarah dengan Kerajaan Demak dengan bukti beberapa peninggalan sunan yang diyakini dekat dengan kerajaan Demak termasuk Sunan Kalijaga.

Kisah Joko Bau Dihukum Raja Mataram  
Dilansir dari buku Asal Mula Kota di Indonesia Tempo Doeloe karya Zaenuddin HM, nama Pekalongan diambil dari kisah Joko Bau, putra Kiai Cempaluk, yang dikenal sebagai pahlawan di wilayah Pekalongan.

Joko Bau mengabdi pada Sultan Agung, Raja Mataram. Dia kemudian diperintahkan untuk membawa Putri Ratansari dari Kalisalak Batang ke istana. Namun Joko Bau jatuh cinta pada sang putri. 

Ketika raja mengetahuinya, Joko Bau dihukum dan diminta untuk melindungi wilayah pantai yang telah diserang oleh bajak laut. Konon tempat bersemedi Joko Bau disebut Pekalongan.

Tempat Nelayan Cari Ikan di Malam Hari
Selain cerita Joko Bau, nama Pekalongan juga dipercaya berasal dari kata pek dan along. Pek berarti tertinggi, sedangkan along atau halong berarti banyak yang kemudian membentuk kata Pekalong atau yang sekarang dikenal dengan Pekalongan.

Kata Pekalong disematkan ke area tempat pemancing mencari ikan dan mendapatkan hasil yang berlipat ganda.

Demikian pula, beberapa orang berpendapat bahwa kata kalong berasal dari kata kelelawar (sejenis kelelawar yang muncul di malam hari) sebagai sebutan pada nelayan yang mencari ikan di malam hari.

Perjalanan Bujangga Manik Singgah di Pulau Jawa
Versi lain dari nama Pekalongan yang diyakini berasal dari kerajaan Pou-Kia-Loung. Diceritakan dalam manuskrip Sunda Kuno pada abad 16. Naskah tersebut merupakan bagian dari koleksi Perpustakaan Bodlain di Inggris.

Dalam manuskrip tersebut, dikisahkan perjalanan Bujangga Manik, sebagai orang terpelajar pertama dari Sunda. Dalam perjalanannya, ia beberapa kali singgah di Pulau Jawa, antara lain Brebes, Pemalang, Batang dan daerah yang sekarang dikenal dengan Pekalongan.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut