Asep Leoka, Pelukis Handal asal Kendal Terus Berkarya di Tengah Pandemi Covid
KENDAL, iNews.id - Tidak bisa dipungkiri pandemi Covid-19 selama setahun ini berpengaruh besar pada pelaku seni. Namun demikian, mereka terus mencoba untuk tetap bertahan dan bangkit dari keterpurukan karena pandemi.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Asep Leoka, seorang pelukis kawakan dari Kendal yang sudah berkarir hampir 30 tahun.
Ia terus berkarya meski tidak seramai sebelum pandemi. Karya-karyanya sudah banyak diminati masyarakat di Indonesia, bahkan sudah dikirim ke Malaysia, Australia, Belanda hingga Amerika.
Pandemi Covid-19 seakan menjadi pukulan telak bagi Asep di awal pandemi Covid-19. Ia terpaksa harus membatalkan diri untuk mengikuti sejumlah pameran. Hasil penjualan lukisannya pun menurun drastis. Namun ia tidak patah arang.
Dirinya terus melukis di rumah dan menunggu hingga pandemi Covid-19 mereda. Karena baginya melukis telah menjadi konsumsi harian yang harus dipenuhi.
“Banyak pameran yang terpaksa dibatalkan karena pandemi. Sehingga praktis penjualan lukisan berkurang,” kata Asep, Minggu (7/3/2021).
Ia mengatakan, sejak kecil telah menyukai seni lukis dan mulai melukis sebelum masuk bangku taman kanak – kanak. Ketertarikannya dalam dunia seni lukis semakin bergejolak saat melihat karya dari maestro seni lukis Indonesia Affandi dan Basuki Abdullah di layar kaca kala itu.
Asep pun mulai mencetak prestasi juara melukis sejak masih Sekolah Dasar (SD) dan pada tahun 1970-an. Memasuki Sekolah Menengah Pertama(SMP) ia berhasil menjual karya pertamanya dengan harga 5.000 rupiah per lukisan. “Dari hasil penjualan lukisan saya gunakan untuk membeli peralatan melukis dan berkarya kembali,” katanya.
Saat menginjak bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga kuliah, karya seni lukis Asep juga telah banyak diminati di pameran seni lukis Galendra, yakni galeri rintisan Kota Semarang. Salah satu karya lukis Barong miliknya bahkan masuk dalam galeri Amerika Fine Art.
Asep selalu bebas dalam memilih warna, mengatur komposisi dan menggunakan palet lukisnya. “Memahami karakteristik dan berbicara kepada objek dalam warna menjadi kewajiban sebagai pelukis dan dapat melukis objek yang bervariasi seperti bunga, barong, penari, perahu nelayan dan lain sebagainya,” ujarnya.
Ia berharap generasi selanjutnya dapat lebih maju lagi dan dunia seni lebih ramai peminatnya. Menurutnya, semakin banyak pecinta seni dan kolektor serta penghargaan terhadap pelaku seni semakin meningkat.
“Dengan begitu generasi selanjutnya dapat lebih bersemangat dan berkompetitif untuk mengejar mimpinya di dunia seni,” ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni