Asita Jateng Sebut Kebijakan Masuk Bali Wajib Uji Swab PCR Beratkan Wisatawan dan Pelaku Wisata

SEMARANG, iNews.id - DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jawa Tengah menilai kebijakan pemerintah yang mewajibkan wisatawan masuk Bali wajib menunjukan uji swab berbasis PCR, sangat memberatkan wisatawan dan pelaku wisata. Wisatawan harus menunjukan hasil negatif Covid-19 paling lama 2 x 24 jam sebelum keberangkatan sangat memberatkan wisatawan dan pelaku wisata.
Termasuk kebijakan pemerintah yang mewajibkan ke luar masuk Jakarta harus rapid test antigen dengan hasil negatif Covid-19, juga dinilai akan berdampak negatif pada industri pariwisata. Sebab para wisatawan harus menambah biaya untuk rapid test antigen maupun swab berbasis PCR.
Karena itu, DPD Asita Jawa Tengah berharap kebijakan tersebut bisa ditunda hingga akhir liburan Natal dan tahun baru (Nataru) 2021. "Kebijakan itu jelas akan berdampak negatif pada pelaku wisata. Biro perjalanan akan kesulitan menjual paket wisata ke Bali dan tiket pesawat tujuan Bali," kata Ketua DPD Asita Jawa Tengah Joko Suratno, Kamis (17/12/2020).
Menurut dia, saat ini sudah ada beberapa grup biro perjalanan yang mengajukan pembatalan karena adanya tambahan biaya yang cukup banyak untuk uji swab. "Dengan adanya kebijakan itu, maka biaya yang dikeluarkan wisatawan akan bertambah berlipat. Yang tadinya dengan rapid test hanya Rp95.000, sekarang menjadi Rp1 juta bahkan lebih. Ini sangat memberatkan," ujarnya.
Disinggung mengenai langkah yang akan dilakukan DPD Asita Jawa Tengah berkaitan dengan kebijakan tersebut, Joko mengaku akan menyerahkan sepenuhnya kepada DPP Asita di Jakarta. "Kami serahkan ke DPP Asita untuk ambil sikap. Usulan kami selama Nataru ditunda dulu karena cukup banyak group yang menghendaki ke Bali tetap menggunakan rapid test," ujarnya.
Dia menyatakan, sebaiknya kebijakan wajib uji swab berbasis PCR untuk masuk Bali bisa dilakukan dengan rentang waktu tertentu setelah musim liburan Nataru agar pelaku wisata bisa tetap mendapatkan pekerjaan, khususnya pada musim liburan Nataru nanti. "Harapan kami, hingga akhir Nataru nanti tetap pakai rapid test dulu," katanya.
Editor: Ahmad Antoni