get app
inews
Aa Text
Read Next : Banjir di Semarang Mulai Surut, Jalan Kaligawe Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Berawal Hobi Main Game di Warnet, Anak Tukang Las Ini Jadi Jagoan IT dan Dapat Beasiswa Rp300 Juta

Rabu, 28 Juli 2021 - 15:57:00 WIB
Berawal Hobi Main Game di Warnet, Anak Tukang Las Ini Jadi Jagoan IT dan Dapat Beasiswa Rp300 Juta
Aktivitas Zetta Septian Nugroho Adhi saat mengelas. (foto: Istimewa)

SEMARANG, iNews.id Kisah inspiratif datang dari sosok Zetta Septian Nugroho Adhi, remaja asal Semarang. Siapa sangka, kecintaan Zetta di bidang IT dimulai dari hobi bermain game di warung internet (warnet). 

Dulunya, Zetta kerap kali lama tak pulang selepas sekolah. Karena ia tak langsung pulang ke rumah selepas lonceng pulang berbunyi. Melainkan bersama teman-temannya, kabur ke warnet.

“Tidak jarang sampai larut malam pergi ke warnet. Kalau saya sebagai ayah, tak khawatir dengan hobi tersebut. Saya selalu yakin, Zetta sebagai anak mbarep (laki-laki dan anak pertama), punya pemikiran matang. Tapi Ibunya kepikiran. Namanya juga insting ibu,” kenang Joni, Rabu (28/7/2021).

Game favoritnya adalah Point Blank, permainan tembak-tembakan online yang memang cukup terkenal pada tahun 2010-an awal. Keterbatasan ekonomi sebagai anak tukang las tak menghalanginya untuk pergi ke warnet. Setiap harinya Zetta rela tidak jajan di sekolah supaya bisa bayar di warnet Rp3.000 per jam. 

"Bahkan untuk ke warnet, kami semua (Zetta dan kawan-kawan) jalan kaki. Selain berhemat, ini solidaritas. Tidak mungkin satu naik angkot, atau satu naik sepeda, sedangkan teman lain ada yang jalan kaki," katanya.

Kecintaan bermain game di warnet kemudian membuatnya dia tertarik untuk belajar membuat game-nya sendiri di komputer. Yang berarti, Zetta harus belajar seputar pemrograman agar bisa mencapai impian kanak-kanaknya tersebut. Akhirnya, dimulailah petualangan Zetta belajar pemrograman sejak belajar di SMK Negeri 8 Semarang.

“Dari bermain game ini saya mulai tertarik untuk menjadi developer, sebelumnya saya tidak tahu caranya menjadi seorang developer, akhirnya saya cari-cari dan ternyata developer itu harus bisa pemrograman, untuk itu saya sekolah di SMK dan banyak belajar tentang pemrograman,” terang putra sulung dari pasangan Joni Christiono dan Ester Yuliani ini.

Sebelumnya mengaku sudah tak berharap untuk bisa kuliah seperti teman-temannya. Biaya kuliah yang tinggi membuat Zetta yakin bahwa ia tak ingin membebani Joni Christiono, sang ayah, yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang las.

“Kita tahu sendiri pendapatan ayah tak menentu. Apalagi di masa pandemi ini Covid-19, penurunan penghasilan sangat terasa. Awalnya saya ingin langsung kerja sehingga sebagai anak pertama bisa membantu keluarga," kenangnya.

Namun kegigihannya untuk berkuliah tak pernah memadamkan semangat Zetta. Mengikuti rangkaian seleksi Beasiswa Semesta, kemahirannya membuat prototipe Sistem Pendaftaran Vaksinasi dalam ujian pemrograman membuatnya diganjar sebagai satu dari lima peraih Beasiswa Semesta. 

Beasiswa Semesta akan memberi Zetta dan kawan-kawan hadiah uang tunai dan biaya pendidikan untuk berkuliah pada jurusan Teknik Informatika (IT) di perguruan tinggi ternama di Surabaya, senilai total 300 juta rupiah. Selain itu, Zetta akan mendapatkan kesempatan berkarya dengan gaji bulanan senilai minimal UMR Surabaya (empat jutaan), bersama Sevima. 

“Saya berharap, dengan mendapat Beasiswa sarjana dan kesempatan kerja dari Sevima menjadi jalan jenjang karir saya di bidang IT. Dan semoga saya dapat menyelesaikan kuliahnya dengan tepat waktu,” ujar Zetta.

Joni Christiono, sang ayah yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang las sejak tahun 2005 dengan penghasilan yang tidak menentu, kadang mendapat penghasilan Rp500 .000 sebulan, kadang juga lebih.

“Saya ngelas sejak tahun 2005, istilahnya tukang las panggilan mulut ke mulut. Jadi apapun besi yang bisa disambung, itu pekerjaan saya. Seperti bikin tralis, bikin pagar, pandai besi, dll. Untuk kisaran penghasilan ngelas tidak menentu, kadang Rp500.000 sebulan, kadang lebih,” kata Joni.

Sedangkan Ester Yuliani, ibu Zetta, membuka jasa laundry kecil-kecilan di rumahnya. Tak jarang, Zetta sebagai anak sulung diminta bantuan tenaga oleh kedua orang tuanya untuk menyambung besi dan mencuci baju.

“Zetta tidak pernah menolak. Zetta pun selalu pandai mengatur waktu, kapan bermain game, kapan sekolah, kapan belajar, dan kapan membantu orang tua. Kami sebagai orang tua membantu Zetta dengan mengajak pada pekerjaan yang jaraknya dekat-dekat saja, agar tidak terlalu kelelahan,” katanya.

Profesi tukang las dan laundry yang menghadirkan jasa bagi lingkungan sekitar, otomatis membuat keluarga Zetta menjadi salah satu keluarga yang terdampak perekonomiannya karena pandemi Covid-19. Usaha ayah dan ibunya mendadak sepi pelanggan di awal tahun 2020, ketika Pandemi Covid-19 dimulai.

“Karena Pandemi, perekonomian lesu, otomatis orang mengurangi renovasi rumah. Cuci yang dulunya laundry pun mungkin beberapa pelanggan kami akhirnya mencuci baju sendiri,” kenang Joni.

Di sinilah, keahlian Zetta di bidang IT yang saat itu duduk di kelas 3 SMK, mulai diuji. Jasa sang ayah sebagai tukang las dan ibu sebagai laundry, dipromosikannya secara online. Dengan cara mengunggah foto dan nomor HP kedua orang tuanya di media sosial dan Google Maps.

Tak disangka, jasa kedua orang tuanya langsung tambah laris dalam sekejap. Bahkan ada pemesanan yang masuk melalui email. Sebuah metode pemesanan yang tak pernah ia sangka-sangka sebelumnya.

“Saya juga sempat beberapa waktu, bantu promosi bisnis laundry ibu, saya pasang toko laundry di Google Maps sampai akhirnya laundrynya jadi lebih laris dari biasanya. Jadi kalau biasanya pesanan dari mulut ke mulut, ini sampai ada email yang masuk,” kata Zetta.

Untuk membantu keluarga, keahliannya di bidang IT juga digunakan untuk mengambil pekerjaan lepas di bidang teknologi. Misalnya membuat website sekolah, ataupun sayembara berhadiah tertentu. “Hadiahnya lumayan, untuk keperluan sekolah, jadi saya bisa membantu keluarga,” ujarnya.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut