Bercanda Berujung Maut, Siswa MTs di Grobogan Tewas Dihajar Teman Sekolah

GROBOGAN, iNews.id – Aksi kekerasan hingga menewaskan seorang siswa terjadi di Grobogan. Tn (14) siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Ponpes Al Hamidah Kuwu, Kradenan meninggal dunia usai dianiaya teman sekolahnya.

Korban meregang nyawa setelah mengalami tiga kali pukulan di bagian belakang kepala dan tiga pukulan di bagian punggung. Kejadian tragis itu berlangsung di lantai dua lingkungan ponpes.

Baca Juga

Miris, Nenek Korban Banjir di Grobogan Sakit Namun Belum Tersentuh Medis

Diduga pelaku tersinggung setelah korban dan pelaku saling canda mencium bau ketiak. Keduanya kemudian berkelahi dan korban pelaku sempat melayangkan tiga kali pukulan tepat di bagian belakang kepala.

Korban sempat berjalan terhuyung. Pelaku kemudian melayangkan pukulan kedua di bagian punggung sebanyak tiga kali.

Baca Juga

Korban Banjir di Grobogan Pakai Air Kotor untuk Mandi

Korban yang merintih kesakitan langsung jatuh tersungkur di lantai. Beberapa teman korban lainnya kemudian membantu membawa korban ke Puskesmas Kradenan.

Baca Juga

Lahan Sawah di Grobogan Terendam Banjir, Ribuan Hektare Tanaman Padi Terancam Puso

Keluarga korban yang tidak terima dengan perlakuan pelaku kemudian melapor ke Polsek Kradenan. 

Jasad TN kemudian dibawa ke kamar mayat Rumah Sakit Umum dr Soedjati Purwodadi Grobogan untuk dilakukan visum. Dari hasil visum korban mengalami luka memar di bagian punggung dan belakang kepala.

Baca Juga

Warga Korban Banjir di Grobogan: Kami Hanya Dapat Bantuan Sembako dan Mi Instan

Kadi paman korban yang sempat melihat jasad keponakannya masih mengaku trauma. “Saya belum mengetahui pasti penyebab keributan antara keponakan saya dengan pelaku,” katanya, Minggu (15/1/2023).

Sementara itu kedua orang tua TN yang berada di rumah masih dalam kondisi syok. Polres Grobogan kemudian melakukan olah TKP.

Berdasarkan keterangan medis Puskesmas Kradenan Grobogan korban dinyatakan tewas sebelum tiba di puskesmas. Polisi telah menangkap pelaku dan kini masih dalam proses penyelidikan.  

Editor: Ahmad Antoni