Caleg Perindo Ajarkan Teknik Pembuatan Pupuk Kompos ke Petani Grobogan
GROBOGAN, iNews.id - Mahalnya harga pupuk membuat para petani di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah menjerit. Mereka juga kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.
Menyikapi keluhan tersebut, calon anggota legeslatif (caleg) dari Partai Perindo, Kristina yang juga ahli dalam pembuatan pupuk kompos berbagi ilmu ke puluhan kelompok tani di wilayah tersebut.
Pelatian pembuatan pupuk kompos tersebut dipusatkan di Dusun Sambiwayang, Desa Karangsono, Kecamatan Karangrayung, Grobogan. Para petani antusias mengikuti sosialisasi teknik pengolahan dan pemanfaatan kotoran ternak.
Kristina mengatakan, kotoran ternak tersebut memiliki berbagai macam manfaat di antaranya untuk pembuatan kompos dan obat penyubur buah, tanaman serta campuran makanan ternak. “Kotoran ternak tersebut bisa diolah menjadi dua bentuk pupuk kompos yakni dalam bentuk padat dan cair,” katanya, Selasa (12/2/2019).
Kristina merupakan sosok wanita inspiratif bagi para petani di Grobogan. Selama tiga tahun ini, dia telah menaungi 70 kelompok tani dan peternak“Lobo” di beberapa kecamatan.
Menurut Kristina, gagasan untuk merekrut seluruh kelompok tani berawal dari rasa keprihatinannya terhadap keluh kesah petani terkait mahal dan sulitnya untuk mendapatkan pupuk organik. Sehingga petani sering mengalami kerugian besar.

Ketua Umum Grind Perindo Kuntum Khoiru Basa mengatakan, Partai Perindo akan memperjuangkan aspirasi para petani. “Kami (Grind Perindo) diberi amanah untuk membantu masyarakat dalam hal ini petani yang kesulitan mendapatkan pupuk dengan membuat pupuk kompos,” katanya.
Sabar, kelompok tani dan peternak Lobo 1 Karangsono mengaku, sangat terbantu dengan adanya teknik pembuatan pupuk organik yang ramah lingkungan dan sangat terjangkau bahan bakunya.
“Setelah mengikuti pelatihan pembuatan pupuk, para petani juga diajarkan teknik penyemprotan dan penanaman bawang dan palawija dengan menggunakan pupuk kompos dalam bentuk cair dan padat,” katanya.
Dari hasil tanam selama tiga tahun ini, dia mengaku mendapatkan keuntungan besar setelah menggunakan bahan pupuk kompos. “Selain itu, bisa menghemat biaya tanam dan perawatan sampai 50 persen,” ucapnya.
Editor: Kastolani Marzuki