DVI: Data Ante Mortem dari Medsos Efektif untuk Identifikasi Korban Dukun Slamet Tohari
BANJARNEGARA, iNews.id - Ketua Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jateng Kombes Pol Sumy Hastry Purwanti mengatakan data-data ante mortem dari media sosial (medsos) penting untuk proses identifikasi para korban pembunuhan dukun pengganda uang Mbah Slamet Tohari. Menurutnya, Tim DVI bekerja aktif mengumpulkan data-data tersebut.
"Jadi tidak hanya data-data ante mortem dari pihak keluarga, tapi kami aktif juga kumpulkan data-data dari medsos," ungkap Hastry di Mapolres Banjarnegara, Senin (10/4/2023).
Data-data dari medsos itu, kata Hastry, di antaranya bisa foto terakhir lokasi korban, properti yang dikenakan, ataupun pakaian, sepatu, jam tangan hingga ciri fisik korban bisa dikenali.
"Seperti saat identifikasi korban pesawat jatuh, kami cari data-data dari medsos juga, itu efektif," lanjutnya.
Diketahui, dari total 12 korban tewas perbuatan dukun Slamet Tohari Banjarnegara, sudah ada 8 jenazah teridentifikasi. Hingga Senin (10/4/2023) malam ini, ada lima jenazah yang sudah diambil pihak keluarga.
Rinciannya, empat dari Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung dan satu dari Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Tiga jenazah lainnya malam ini masih di RSUD Banjarnegara dan rencananya akan diambil pihak keluarga esok hari, Selasa (11/4/2023).
Sementara, empat jenazah yang belum teridentifikasi masih dimakamkan di TPU Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara. Petugas telah mengambil DNA mereka, yang jadwalnya diperkirakan pekan ini keluar hasilnya.
Data DNA dari keluarga akan dicocokkan dengan dari jenazah untuk proses identifikasi. (eka setiawan) Bahkan belum lama ini, Polres Kebumen telah memusnahkan puluhan kilogram obat petasan.
"Kami sangat berharap kepada seluruh masyarakat Kebumen, demi keselamatan bersama, untuk tidak menyalakan atau membuat petasan. Karena sangat membahayakan diri sendiri atau orang lain,” ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni