Fantastis, Harga Anakan Merpati Jaguar Milik Juned Capai Ratusan Juta Rupiah
PEKALONGAN, iNews.id – Burung Merpati bernama Jaguar milik Muhammad Juned, warga Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan yang laku terjual hingga Rp1,5 miliar ikut mengerek harga anakan burung balap tersebut.
Di kandang milik Juned, masih terdapat ribuan burung dara anakan siap jual kepada warga yang ingin membelinya. Harganya pun sangat fantastis meski masih anakan atau piyik.
Rata-rata harga anakan yang Juned jual dari mulai Rp30 juta sampai ratusan juta rupiah.
“Kalau piyikan sini orang-orang ambil ada yang Rp25 (juta), Rp30 (juta) ada yang Rp60 juta. Itu piyikan umur 5 bulanan. Yang lain juga ada. Ada yang nawar Rp200 (juta), ada yang Rp300 (juta),” kata Juned, Minggu (26/9/2021).
Juned mengatakan terjualnya merpati Jagur merupakan pencapaian dari hasil perawatan dan sebagai motivasi bagi seluruh burung kolong se-Indonesia.
“Jadi majunya burung kolong bebasan harus ada orang yang membumikan biar masyarakat yang pemain burung di Indonesia bisa maju, bisa semangat main burungnya. Buat motivasi tujuan saya seperti itu,” ujarnya.
Juned mengaku sebenarnya berat hati menjual Jaguar burung dara andalannya. Namun, karena ingin memberikan contoh motivasi kepada para pecinta balap merpati, akhirnya dia rela melepasnya.
“Beternak burung merpati bisa menghasilkan uang kalau ditekuni secara sungguh-sungguh,” ucapnya.
Juned menekuni ternak burung dara balap sejak 20 tahun silam semenjak dirinya belum mempunyai istri. Ketekunannya membuahkan hasil karena salah satu anakan burung dara yaitu Jaguar bisa terjual sampai miliaran.
“Burung Jaguar dibeli oleh mas Ping Ping dari Jakarta seharga Rp1,5 miliar. Karena burung ini punya kualitas, kualitasnya sudah sering podium, sering juara. Kalau juaranya saya lupa ya sering ikut lomba,” kata Juned.
Burung merpati bernama Jaguar berusia 5 tahun itu merupakan spesialis balapan kolong. Jaguar sering memenangi kejuaraan dan beberapa kali mendapat hadiah mobil dari hasil menang.
Burung dara tersebut hasil penangkaran di tempat Muhammad Juned yang sehari- hari dirawat secara khusus oleh beberapa orang tenaga kerja.
Editor: Kastolani Marzuki