get app
inews
Aa Text
Read Next : Viral Momen Gubernur Jateng Sindir dan Parodikan Pejabat Sibuk Ngonten: Halo Gaes

Genjot Produksi Padi di Jateng, Ganjar Segera Edarkan Benih Unggulan Srinuk

Selasa, 14 Februari 2023 - 22:36:00 WIB
Genjot Produksi Padi di Jateng, Ganjar Segera Edarkan Benih Unggulan Srinuk
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo segera mengedarkan benih padi unggulan Srinuk untuk menggenjot produktivitas padi. (Foto: Antara)

SEMARANG, iNews.id - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berencana mengedarkan benih padi rojo lele Srinuk untuk meningkatkan produksi padi daerah. Beras rojo lele srinuk merupakan produk pangan unggulan Jateng asal Klaten yang dikenal berkualitas dan premium.

Rojo lele srinuk telah mendapatkan SK pelepasan dari Kementerian Pertanian (Kementan) dengan nomor 481/HK.540/C/10/2019. Selain itu, merk ini juga telah mendapat Hak Pelindungan Varietas Tanaman (PVT) dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPT) Kementan nomor 00551/PPVT/S/2022.

"Jadi benih srinuk yang bagus itu segera diedarkan. Kalau itu masuk dalam kategori yang unggul dan menarik, kenapa tidak untuk kita pakai," kata Ganjar usai memimpin Rapat Koordinasi Evaluasi Produk Tanaman Pangan dan Holtikultura di Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, Kabupaten Semarang, Selasa (14/2/2023).

Adapun beras rojo lele srinuk telah dimuliakan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), sehingga masa panen komoditas ini cenderung singkat dan tahan penyakit. Rojo lele srinuk memiliki keunggulan rasa dan tekstur yang pulen.

Secara nasional, Ganjar menyebut Indonesia juga mesti memiliki benih unggul sendiri untuk membantu meningkatkan produktivitas padi daerah. Ganjar pun mendorong Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama-sama menciptakan benih padi yang bagus.

"Kita coba dorong umpama ada banyak lembaga riset yang ada di Kementerian Pertanian, cukup banyak, ada BRIN yuk kita bikin benih unggul. Indonesia untuk tanaman pangan harus punya benih unggul sendiri," kata Ganjar.

Berdasarkan data Distanbun Jateng, produktivitas pertanian untuk tanaman padi berada di kisaran 5,6 juta ton per hektare. 

Menurut Ganjar, produktivitas ini mesti ditingkatkan agar capaian Jateng sebagai provinsi dengan lumbung beras nasional tetap terjaga.

"Kalau kita bicara produktivitas, ya tantangan kita masih berat. Di tambah sekarang perubahan iklim memang membikin situasi pertanian kita berubah, apakah itu penyakit, apakah kemudian kualitas, dan sebagainya," kata Ganjar.

Dalam upaya meningkatkan produktivitas padi ini, Ganjar juga akan berkomunikasi ke para petani terkait pola tanam masing-masing agar luas panennya merata. Ganjar pun berencana menggabungkan pupuk urea dan organik sebagai bahan produksi padi.

"Urea untuk kebutuhan kita itu 1.004.750,89 ton, ini kebutuhannya. Alokasi yang bisa diberikan kepada kita 74,05 persen. Artinya kita memang kurang untuk urea. Maka apa yang mesti kita lakukan? Di beberapa tempat mulai kita dorong untuk gabungkan dengan pupuk organik," kata Ganjar.

Ganjar berharap, stok beras Jateng semakin melimpah dengan peningkatan produktivitas pertanian ini. Ganjar pun akan mengontrol langsung hasil panen padi ke daerah-daerah di Jateng.

Jateng memiliki program Peningkatan Indeks Pertanaman. Dengan program itu, luas panen di Jateng juga naik 1,79 persen dibanding tahun 2020. Mulanya hanya sekitar 1,67 juta hektare menjadi 1,70 juta hektare pada 2021 dan terus meningkat di tahun 2022.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut