SEMARANG, iNews.id - Status Gunung Slamet meningkat dari Level I (Normal) ke Level lI (Waspada). Peningkatan status gunung yang berada di lima Kabupaten di Jawa Tengah ini terhitung mulai Kamis (19/10/2023) pukul 08.00 WIB.
Kepala Badan Gelogi, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendara Gunawan menjelaskan jika aktivitas kegempaan di Gunung Slamet sejak 1–18 Oktober 2023 sebanyak 2096 kali Gempa Hembusan, 3 kali gempa Tremor Harmonik, 2 kali Gempa Vulkanik Dalam, 12 kali Gempa Tektonik Lokal, 7 kali Gempa Tektonik Jauh, dan Tremor Mennerus dengan amplitudo 0.2 – 6 mm (dominan 2 mm).

Gunung Slamet Naik Status Level 2, Jalur Pendakian Ditutup
"Dalam tingkat aktivitas Level ll (Waspada) masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak berada atau beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet," tulis Hendara dalam keterangannya, Kamis (19/10).
Dia mengataka, pemantauan secara intensif tetap dilakukan guna mengevaluasi aktivitas Gunung Slamet oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Kemarau Ekstrem, Warga Lereng Gunung Slamet Kesulitan Air Bersih
Selain itu, dia meminta agar masyarakat yang berada di sekitar Gunung Slamet untuk tetap tenang dan tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Slamet dan tetap mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Kabupaten.

Kebakaran Bukit Teletubbies Berdampak ke Kawasan Lain, Gunung Slamet dan Prau Tutup
"Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang," ujarnya.
Sebagai informasi, Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah yang memiliki ketinggian 3432 mdpl. Gunung Slamet berada di wilayah Kabupaten Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga.

Gunung Slamet Berstatus Siaga, Pendaki Diimbau Tak Beraktivitas Radius 1 Km dari Kawah Puncak
Aktivitas vulkanik Gunung Slamet sendiri terakhir kali terjadi pada Maret hingga Agustus 2014, dengan diikuti erupsi yang menghasilkan material abu dan lontaran material pijar di sekitar kawah (tipe letusan strombolian).
Editor: Ahmad Antoni













