Hadapi PTM, Sekolah di Semarang Ini Siapkan 12.000 Kantong GeNose

SEMARANG, iNews.id - Berbagai upaya dilakukan sekolah untuk menghadapi pembelajaran tatap muka (PTM) dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Seperti yang dilakukan sekolah Nasima Semarang.

Pihak sekolah menyediakan alat pendeteksi dini Covid-19 GeNose beserta 12.000 kantong guna memastikan siswa dan tenaga pengajar bebas Covid-19. 

Baca Juga

Produksi Porang di Kabupaten Semarang Tembus 1.000 Ton per Tahun

Sebelum pembelajaran dimulai, pihak sekolah gencar mengadakan simulasi penerapan protokol kesehatan pada siswa dan tenaga pengajar.

Seluruh siswa dan guru tanpa kecuali harus mengikuti tahapan pemeriksaan kesehatan pada pembelajaran tatap muka yang rencananya digelar pada tahun ajaran baru Juli 2021.

Baca Juga

Kudus Kekurangan Tenaga Medis, Pasien Covid-19 Dirujuk ke Semarang

Selain mengharuskan siswa dan guru mengenakan masker, face shield juga diminta jaga jarak, pengecekan suhu tubuh dan tes GeNose, cuci tangan sebelum masuk kelas.

Baca Juga

16 Pegawai Pengadilan Negeri Semarang Terpapar Covid-19, Seluruh Hakim WFH

Sementara guna menunjang penerapan protokol kesehatan berjalan lancar, pihak sekolah menyiapkan sarana prasarana seperti alat pemeriksa deteksi dini Covid-19 GeNose. Secara berkala siswa akan dicek kesehatannya setiap satu bulan sekali. Sementara guru setiap 14 hari sekali.  

“Kami memiliki satu unit GeNose yang tentu bisa mengcover kebutuhan seluruh warga sekolah Nasima dan saat ini sudah beroperasi,” kata Ketua Pengurus YPI Nasima, Indarti, Sabtu (19/6/2021).

Baca Juga

Bahagianya Tunanetra Pembuat Besek di Kabupaten Semarang Dapat Bantuan RTLH

“Guru-guru secara berkala juga sudah dilakukan pemeriksaan. Bahkan pada tahapan simulasi ini anak-anak juga sudah dilakukan pemeriksaan secara bertahap,” katanya.

Rencananya, jika di izinkan pemerintah, pembelajaran tatap muka akan digelar secara bertahap yaitu dimulai dari kelas enam ke kelas bawah dengan maksimal 25 persen dari jumlah siswa yang ada. Sementara sisanya akan mengikuti pembelajaran secara daring.

Editor: Ahmad Antoni