Harga Bawang Merah di Semarang Tembus Rp45.000 per Kilogram, Emak-emak Menjerit

SEMARANG, iNews.id - Harga bawang merah dan putih di Pasar Kembangsari, Tengaran, Kabupaten Semarang masih tinggi. Hingga Rabu (17/5/2023), harga bawang merah di pasar tradisional dibanderol Rp 45.000 per kilogram. Sedangkan bawang putih Rp 40.000 per kilogram. 

Salah seorang pedagang bumbu dapur dan sayuran di Pasar Kembangsari Mutiah (40) mengatakan, harga bawang merah dan putih, setelah mengalami kenaikan pada menjelang lebaran lalu sampai saat ini belum berubah. "Harganya stabil di harga baru. Sebelum naik, harganya di bawah Rp30.000," ujarnya, Rabu (17/5/2023).

Baca Juga

Kiprah 3 Pemain PSIS Semarang di Timnas Indonesia U-22 Rebut Emas SEA Games 2023

Menurutnya, kenaikan harga bawang merah dan putih saat menjelang lebaran lalu karena dipicu oleh peningkatan permintaan konsumen yang cukup banyak. Sebab mulai sebelum Ramadhan, banyak warga membutuhkan bumbu dapur, khususnya bawang merah dan putih untuk memasak kegiatan rutin tahunan seperti nyadran maupun acara hajatan pribadi. 

Baca Juga

Harga Daging Ayam di Salatiga dan Semarang Naik, Segini Besarannya

"Sejak menjelang bulan puasa, banyak hajatan dan acara tahunan seperti nyadran dan lainnya. Sehingga permintaan bawang merah dan putih meningkat. Kalau permintaan naik tajam, bisa dipastikan harganya juga naik," katanya. 

Sementara itu, tingginya harga bawang merah dan putih dikeluhkan oleh sejumlah ibu rumah tangga. "Tingginya harga bawang merah dan putih, tentunya memaksa ibu-ibu untuk menghemat bumbu dapur itu. Kalau masak sayur tumis kangkung biasanya menggunakan lima siung bawang merah yang dikurang jadi pakai tiga saja," ucap Tita (35) warga Tengaran.

Baca Juga

Ini Alasan Polisi Tak Tahan Pedagang Angkringan Tersangka Baru Kasus Mutilasi di Semarang

Dia berharap, harga bawang merah dan putih bisa segera turun. Sebab bawang merah dan bumbu putih menjadi bumbu pokok sejumlah masakan kesukaan keluarga. "Hampir setiap masakan menggunakan bumbu bawang merah dan putih. Kalau harganya tinggi, masak jadi tidak bisa optimal," ujarnya.

Editor: Ahmad Antoni